Sunan Kalijaga berkata “Namun lebih baik jika Paduka berkenan berganti
syariat rasul, dan mengucapkan asma Allah. Akan tetapi jika Paduka tidak
berkenan itu tidak masalah. Toh hanya soal agama. Pedoman orang Islam itu
syahadat, meskipun salat dingklak-dingkluk jika belum paham syahadat itu juga
tetap kafir namanya.”
Sang Prabu berkata, “Syahadat itu seperti apa, aku koq belum tahu, coba
ucapkan biar aku dengarkan “
Sunan Kalijaga kemudian mengucapkan syahadat, asyhadu ala ilaha ilallah, wa
asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, artinya aku bersaksi tiada Tuhan selain
Allah dan bersaksi bahwa Kanjeng Nabi Muhammad itu utusan Allah. “
Sunan Kalijaga berkata banyak-banyak sampai Prabu Brawijaya berkenan pindah
Islam, setelah itu minta potong rambut kepada Sunan Kalijaga, akan tetapi
rambutnya tidak mempan digunting. Sunan Kalijaga lantas berkata, Sang Prabu
dimohon Islam lahir batin, karena apabila hanya lahir saja, rambutnya tidak
mempan digunting. Sang Prabu kemudian berkata kalau sudah lahir batin, maka
rambutnya bisa dipotong.
Sang Prabu setelah potong rambut kemudian berkata kepada Sabdapalon dan
Nayagenggong,
“Kamu berdua kuberitahu mulai hari ini aku meninggalkan agama Buddha dan memeluk
agama Islam. Aku sudah menyebut nama Allah yang sejati. Kalau kalian mau,
kalian berdua kuajak pindah agama rasul dan meninggalkan agama Buddha.”
Sabdo Palon Nayagenggong Ternyata Bukan Manusia atau jin Namun Hanya
Sebuah Kitab
saya menambahkan mengenai Sabdo Palon Nayagenggong. Sabda :
ucapan/berita/tulisan/ajaran. Palon : Semesta/alam/Dunia Macro cosmos dan Micro
cosmos. Nayagenggong : untuk kesejahtearaan,kedamaian dan kesatuan.
saya tidak sependapat Sabdo Palon adalah seorang manusia, sabdopalon adalah
sebuah kitab yang dibuat oleh Beliau yang berjulukan Beliau yang kesepuluh.
isi buku tersebut adalah mengupas semua kitab suci yang diturunkan Allah
melalui Nabi. Jadi Kitab Sabdopalon adalah kitab tersirat dari segala kitab
suci allah. jadi bukan seperti yang beredar sekarang.kita harus waspada
terhadap pengadu domba/pemfitnah.
cerita mengenai dialog Prabu Brawijaya V dengan seseorang yang tidak mau
masuk Islam adalah dimana Prabu Brawijaya V menerima putra mahkota Majapahit
(pengganti Brawijaya V) dimana sang putra mahkota menolak mengganti ayahandanya
Brawijaya V dengan alasan Putra mahkota tidak mau kerajaan yang beragama Hindu
sebagai agama kerajaan diganti agama kerajaan menjadi agama Islam. sehingga
Putra mahkota tersebut bergelar Raden Gugur dan beliau menjadi Pertapa di
gunung Lawu .
Raden Gugur ketika meninggalkan Istana beliau bersabda bahwa agama islam
diperkenankan menebarkan agama islam dengan catatan bila agama islam tersebut
tidak menjadikan agama yang menjadikan umatnya,damai,sejahtera dan bersatu dan
saling menghormati agama lain aku akan menagih janji kepada para ulama dan
pemimpin bangsa nusantara.dengan aku memimpin rakyat kecil turun menuju kota
besar untuk meminta keadilan,kesejahteraan,kedamaian. kemunculan aku dengan tandanya
para sepuh akan turun gunung,gunung gunung meletus,bencana alam dan manusia
dimana-mana.
Dengan kepergian Putra mahkota/raden gugur Prabu Brawijaya V menjadi
gundah/bingung sehingga beliau mencari pendapat siapakah kelak pengganti
dirinya,intrik istanapun berkerja.beliau mendapat berita bahwa Raden Patah
sedang memimpin penyerbuan ke Madjapahit. sehingga Prabu Brawijaya pergi
meninggalkan Istana menuju ke Blambangan untuk minta bantuan dari kerajaan dari
Bali. sementara kedatangan raden rahmat adalah utusan raden patah yang akan
menghadap Ayahnya Prabu Brawijaya tetapi dijalan dihadang oleh kelompok yang
ingin merebut kekuasaan kerajaan. sehingga raden patah mendapat berita bahwa
ayahnya sedang mendapat tekanan/kudeta sehingga mengirim pasukan untuk membebaskan
ayahnya,sementara Prabu Brawijaya V mendapat berita bahwa anaknya akan menyerbu
Kerajaan Madjapahit.
Dalam pelarian Prabu Brawijaya, Raden Said(Sunan Kalijaga) menyusul Prabu
BrawijayaV. terjadilah pertemuan di Blambangan, dimana Raden Said menghentikan
niat Prabu Brawijaya V meminta bantuan dari kerajaan di Bali.
dimana dialog tersebut.tersebut Raden Said mengatakan kepada Prabu Brawijaya
V. bahwa yang datang ke Madjapahit adalah Putra beliau sendiri yang bernama
Raden Patah. dan raden patah tidak bermaksud menguasai kerajaan tetapi ingin
membebaskan Prabu dari tangan pemberontak. setelah Prabu Brawijaya V mendengar
penjelasan dai Raden Said. maka beliau tidak jadi menyeberang ke Bali dan ingin
kembali ke Madjapahit. kemudian Prabu Brawijaya minta pendapat kepada Raden
said. siapakah yang berhak menjadi pengganti Prabu Brawijaya V, oleh Raden Said
diusulkan Raden Patah(anak Prabu Brawijaya v dengan Putri Cina) kemudian
disetujui oleh Prabu Brawijaya V.Raden Said(Sunan Kalijaga) kemudian meminta kesediaan
untuk Prabu Brawijaya V Masuk agama islam untuk membuktikan pengakuan Raja
telah menyetujui Raden Patah menjadi pengganti Prabu Brawijaya V dan agama
kerajaan Madjapahit menjadi agama Islam. Prabu Brawijaya V menyetujui kemudian
Raden Said men Baiat Prabu dengan 2 kalimat syahadat. Prabu Brawijaya V meminta
kepada Raden Said khusus untuk Membaca 2 Kalimat Syahadat, Prabu Brawijaya V
mau melakukan tetapi tanpa asyhadu(saya bersaksi).dimana intinya Prabu
Brawijaya V tidak berani dan sanggup yang disebabkan faktor usia dan ketidak
sanggupan Prabu Brawijaya melaksanakannya. dimana kata asyhadu(bersaksi kepada
tuhan) adalah sangat berat , terjadilah dialog yang sangat panjang. yang
diakhiri oleh suatu percakapan dimana Prabu Brawijaya V mengatakan kepada Raden
Said(Sunan Kalijaga)bila beliau salah dalam mengucapkan 2 kalimat syahadat
tanpa asyhadu maka air danau tempat saya mengucap menjadi bukti besok bila
wangi maka permohonan saya dikabulkan oleh Allah SWT. dan bila besok air danau
ini bau anyir maka saya mengulangi membaca 2 kalimat syahadat dengan asyhadu.
ternyata keesokan harinya air danau terebut berbau wangi “Kuasa Allah amat
mulia dan meliputi semuanya” dan sekarang disebut kota Banyuwangi.
dalam perjalanan pulang Sunan Kalijaga mengiringi Prabu Brawijaya V dan
tiada hentinya Sunan Kalijaga dan Prabu Brawijaya V membicarakan agama
Islam.sesampai kembali di Kerajaan Madjapahit Prabu Brawijaya menanyakan kepada
Sunan Kalijaga tentang keberadaan Raden Patah rupanya Takdir berkata lain Raden
Patah ketika ditanyakan keberadannya oleh Prabu Brawijaya V
berhalangan/bersimpangan jalandan ketika terakhir kali ditanyakan oleh Prabu
Brawijaya V kepada Raden Said duduk disebelah Raden Said seorang pemuda yang
ditanyakan oleh Prabu Brawijaya V siapakah dia dan Raden Said menjawab ia
adalah Bondan Kejawen putra Prabu juga. sehingga Prabu mengucapkan kepada Raden
Said bahwa Raden Patah akan memimpin Kerajaan Islam pertama di nusantara dan
kerajaan tersebut hanya satu periode(Demak) dan sebagai penerus kerajaan nusantara
adalah keturunanku yang lain dari Bondan Kejawan.
Karena Usia Prabu Brawijaya V sudah Lanjut dan beliau wafat tidak dapat
bertemu juga dengan Raden Patah.dan pesan Prabu Brawijaya V makam ku dinamakan
“Makam Putri Cempa”
Sangatlah sayang Sadopalon yang merupakan kitab diplesetkan jadi orang dan
dibuat sarana untuk mengadu domba. maka kita jangan terjebak oleh kitab2
apalagi jaman penjajahan belanda buku2 tersebut diambil dan dikembalikan dengan
sudah dirubah. seperti fakta yang ada dan sangat disayangkan Candi Borobudur
pada Tingkat pertama dan kedua oleh belanda dikubur/ditanam agar kita generasi
penerus tidak dapat mengetahui.(Tingkat pertama dan kedua terdapat relief
kehidupan manusia, dimana manusia berbuat apa yang terjadi dalam kehidupannya)jadi
saya untuk mempelajari buku 2 kuno, saya berpegangan kepada budaya adi luhur
pendahulu dan bila tidak cocok saya mencoba untuk mengartikan apa yang hendak
dipesan lewat tulisan itu apakah simbol atau bikinan Belanda atau anteknya.
sehingga kita selalu terbawa arus adu domba dan pembodohan terus.
Bersumber dari : Komentar Firman Hanny Juni 14th, 2009 at 16:35 di Wahyu
Sasmita
( Sabdo Palon Naya Genggong )
http://databrita.blogdetik.com/2009/06/08/sabdo-palon-naya-genggong/comment-page-1/
Tulisan Arya Wirabumi