Oleh:
Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag
Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya &
Penulis Buku “60 Menit Terapi Shalat Bahagia”
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra’ [17]:82)
Kajian ayat di atas dipilih setelah terinspirasi Prof. Dr. Amin Syukur, MA, penulis buku Sufi Healing yang bertemu dalam satu meja ujian promosi doktor sebulan yang lalu. Buku yang dia tulis itu menceritakan peristiwa ajaib 10 tahun silam ketika tim dokter yang mengoperasinya memperkirakan usianya tinggal 15 bulan lagi. Ia terkena kanker nasopharynk, bicaranya gagap, dan anggota badan bagian kanannya lumpuh. Sejak itu, ia tiada henti membaca Al Qur’an dan berdzikir. Beberapa bulan kemudian, ia sembuh bahkan lebih sehat daripada sebelumnya, dan sampai sekarang masih aktif memberi kuliah di beberapa perguruan tinggi.
Guru Besar di UIN Walisongo itu berobat ke dokter mengikuti perintah Nabi SAW yang tersebut pada hadis berikut. Usamah bin Syarik r.a bercerita, “Saya mendatangi nabi SAW dan para sahabat di sekitarnya menunduk seolah-olah ada burung di atas kepalanya. Saya mengucapkan salam lalu duduk. Tiba-tiba datanglah orang Arab pedesaan dan bertanya, “Haruskah kami berobat?” Nabi menjawab, “ya.” Lalu ia bersabda, “Berobatlah kalian sebab Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menyertakan obat untuknya, kecuali penyakit yang satu ini yaitu penuaan” (HR. Ahmad). Dalam hadits yang lain, Nabi SAW juga menegaskan penyakit hanya bisa diketahui oleh orang yang ahli sesuai dengan bidangnya.
Peristiwa Amin Syukur adalah bukti kebenaran firman Allah yang dikutip pada awal tulisan ini bahwa Al Qur’an berfungsi sebagai obat dan rahmat untuk semua orang mukmin. Bukan ayat-ayat yang direndam dalam air dan diminum, tapi yang dibaca dengan lagu yang merdu sampai menimbulkan rasa gembira dan optimisme kesembuhan.
Kate dan Richard Mucci melaporkan hasil penelitian dalam bukunya, The Healing Sound of Music (2002). Eksperimen dilakukan dengan meminta sejumlah penderita kanker ganas untuk menikmati musik harpa yang dimainkannya. Para dokter terkejut, ternyata beberapa bulan berikutnya mereka sembuh. Menurutnya, akan lebih dahsyat lagi pengaruh musik jika yang memainkannya adalah mereka sendiri. Musik bisa merangsang aktivasi otak dan menimbulkan rasa senang, dan rasa senang inilah yang mempercepat penyembuhan.
Menurut Deepak Chopra, “Pikiran bahagia membentuk molekul bahagia, dan pikiran tegang membuka pintu masuknya banyak penyakit termasuk kanker.” Amin Syukur membuktikan dzikir dengan nyaring dapat menenangkan jiwa sekaligus merangsang aktivasi otak melalui indera telinga, apalagi jika disertai dengan pengaturan pernafasan dan visualisasi. Inilah yang disebut sound healing atau al ‘ilaj bis shawt atau penyembuhan melalui suara.
Peneliti di Mesir juga melakukan lima tahap ekperimen terhadap 210 non-muslim sebagai sukarelawan. Dari riset itu ia menyimpulkan bacaan Al Qur’an dapat menurunkan ketegangan pikiran sampai 65 persen sekaligus menguatkan kekebalan tubuh sehingga terhindar dari beberapa penyakit yang lama ataupun baru.
Alfred Tomatis, musisi dan dokter asal Prancis mengatakan, pendengaran adalah indera paling penting, sebab ia panglima yang mengatur semua sistem syaraf. Telinga bagian dalam berhubungan dengan jantung, paru-paru, hati dan usus. Frekwensi suara dapat memengaruhi semua organ tubuh. Fabien (1974) menambahkan, suara dapat memengaruhi sel-sel termasuk sel kanker. Suara paling dahsyat pengaruhnya adalah suara dirinya sendiri. Suara memiliki pengaruh terhadap sel-sel dalam tubuh termasuk sel-sel darah, bahkan bisa meledakkan sel kanker dan dalam waktu yang sama mengaktifkan sel-sel dengan baik.
Menurut teori PNI (Psiko-Neuro-Endokrin-Imunologi), hati yang tenang akan menyebabkan kelenjar mengeluarkan hormon indokrin yang menguatkan imunitas dan kesehatan fisik. Dengan demikian, sel-sel radikal (kanker) akan terhenti dan hilang. Sebaliknya, jika hati seseorang gelisah dan marah maka cairan tubuhnya akan berubah menjadi racun dan imunitas tubuhnya menurun sehingga mudah terserang penyakit.
Abd al Daim Al Kahiil dalam bukunya, Al Qur’an, The Healing Book mengatakan, semua suara termasuk bacaan Al Qur’an merupakan gelombang yang menyebar ke udara. Getaran frekwensi di udara tersebut lalu menggetarkan gendang telinga, lalu ke saraf pendengaran dan kemudian berubah menjadi gelombang electromagnetic yang diterima otak. Otak selanjutnya melakukan analisis dan memberi perintah ke seluruh tubuh.
Adz Dzahaby dalam At Thibbun Nabawy mengatakan, “Menyanyi adalah denyut kesenangan yang menguatkan emosi, memperlambat penuaan dan mengusir penyakit.” Bacaan Al Qur’an yang merdu oleh imam shalat dapat menggerakkan gelombang electromagnetic yang menggetarkan kulit dan menenangkan hati makmum dan semua pendengarnya (QS. Al Zumar [39]: 23). Suara kalam ilahi itu juga dapat menggetarkan gunung dan bumi (QS. Al Ra’d [13]:31).
Jika musik tanpa energi ilahiah bisa memberikan penyembuhan, maka ayat-ayat Al Qur’an pasti lebih dahsyat pengaruhnya, sebab setiap huruf yang masuk ke dalam telinga mengandung minimal sepuluh energi positif. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab suci Allah, maka dia mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan berlipat sepuluh. Aku tidak menghitung alif lam mim satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi).
Mulai sekarang, jangan lewatkan satu haripun rumah Anda tanpa suara Al Qur’an. Keraskan bacaan Anda dengan irama dan alunan yang membuat hati Anda berbunga-bunga, penuh suka cita. Semoga Anda juga secara bertahap memahami kandungan maknanya. Dari sound healing therapy inilah kita bisa mengerti mengapa Nabi SAW memerintahkan Anda melagukan Al Qur’an, “Bukanlah pengikutku orang yang tidak melagukan Al Qur’an” ( HR. Al Bukhari dari Abu Hurairah r.a). Selamat menyambut kesehatan, ketenangan hati dan limpahan rahmat Allah melalui lagu-lagu Al Qur’an.
Referensi: Prof. Dr. HM. Amin Syukur, MA, Sufi Healing, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2012 p. 87; Dr. H. Achmad Zuhdi DH, M.Fil, Terapi Qur’ani, Tinjauan Al Qur’an Al Hadits dan Sains Modern, Penerbit Imtiyaz, Surabaya, 2015 p. 285; Dr. H. Harjani Hefni, MA, The Seven Islamic Daily Habits, Pustaka Ikadi, Jakarta, Cet VI, 2013 p. 197.