Alhamdulillah, wa syukurillah, bhw dgn berguru kepada alam terkembang, kepada sejarah, kepada para Waliy, Ari Billah, maka sampailah Ihsan kepada Tuhan, maka masuklah kemaqam ma`rifatullah. Kemudian mereka benar telah menyembah Allah :
“fashali li rabbika wan har” (Al Kautsar 108 : 2 )
Dulunya para Arif Billah, Raja Ibadah dan para Waliy di Negeri ini telah mencontohkan, mengajarkan, memberikan teladan untuk mengenal Tuhan. Mereka telah pula mencontohkan tatacara mengingat Allah (Zikrullah) :
“Hai orang-orang beriman! Ingatlah Allah sebanyak-banyaknya.” (Surah Al Ahzab 33: 41)
Sumber Ilmu
Sumber ilmu untuk mengenal Allah, sesungguhnya sudah tersedia dialam terkembang, alam terkembang menjadi guru. Alam terkembang adalah fa`al Allah, yang diperuntukkan bagi seluruh Insan. Bila ipelajari, direnungkan dan dipraktikkan seperti yang telah dicontohkan Nabi SAW, waktu bertafakur ke Gua Hira, maka jawabnya sudah pula tersedia didalam diri setiap Insan. Dari sinilah munculnya Insan bermakrifat fi`il menuju awaluddini ma`rifatullah :
“Alam terkembang jadi guru
Disana tersimpan semua ilmu.
Bila digulung menjadi satu.
Hingga menjadi sebesar kuku”.
Menguasai ilmu dari alam terkembang, akan memasuki ma`rifat fi`il. Dari ma`rifat fi`il akan muncuk kesyukuran kepada Allah atas semua yang telah disediakan Allah kepada umat manusia. Bila usaha diteruskan yang dilengkapi dengan munajad, jalan menuju yang satu (Esa), akan tercapai. Tentu dibantu oleh salah seorang yang telah mendapatkan ilmu dari Allah (Mursyid), surah Khafi 18 : 65 :
“Dan engkau akan menemui salah seorang hamba Kami, yang telah mendapatkan ilmu dari sisi Kami”.
Raja Ibadah
Raja Ibadah adalah Guru yang mampu mema`rifatkan si Fakir untuk menegenal Allah, sejalan dengan Surah An Nur 24 : 35. Yang dalam kata simbolis disebut : “Palito Dalam Nagari”. Didalam Al Quran telah disampaikan beberapa ayat tentang palito (pelita) atau suluh api :
“Pelita itu berada didalam beranda kaca. Kaca itu bagaikan bintang berkilauan. Pelita itu dinyalakan oleh minyak zaitun. Pohon zaitun yang tidak tumbuh ditimur dan dibarat. Minyaknya saja sudah nyala sendirinya tanpa disentuh api”. An Nur 24 : 35
Pelita , Suluh api kilat dilagit terdekat, bintang dan bulan didalam bahasa Waliy disebut “Padang” (cahaya terang). Enampilan para Raja Ibadah atau Waliy, bukan untuk diundang berceramah, tetapi menuntun si Fakir agar memasuki Cahaya Allah. Raja Ibadah adalah mereka yang sudah menamatkan 4 ma`rifat :
1. Ma`rifat fi`il, mengenal alam terbentang dan merawat serta memanfaatkan dan tidak merusak (lihat surah Ali Imran 3 : 191 ).
2. Ma`rifat Asma, memahami dan mempraktikkan walau sebahagian dari 99 Asma al Husna. Itulah sebahagian kemampuan Allah yang ingin di percayakanNya kepada Ihsan. Yang tujuannya untuk merawat alam dan membangunkan orang-orang mati (lihat surah Al Baqarah 2 : 73 ).
3. Ma`rifat Sifat, bahawa ada 20 Sifat Allah yang ingin dilimpahkan Nya kepada Ihsan. Bagi Raja Ibadah ke 20 Sifat itu jelas dikuasai dan dipraktikkan. Kemampuan itu sampai ke ma`nawiyah.
4. Ma`rifatullah, dengan menguasai Sifat 20, sampai ketingkat ma`nawiyah, maka ilmu pengetahuan Allah atas dirinya meliputi AL Mukashafah, AL Ibarah, al Halawah menjadi sempurna.