Sunday, November 14, 2010

TAUHIDUL AF`AL, ASMA DAN SIFAT

Tauhidul Af'al (Ke-Esa'an Perbuatan) Bab Pertama:

Hendaklah anda ketahui bahwa segala apapun juga yang terjadi didalam alam ini pada hakekatnya adalah Af'al (perbuatan)Allah s.w.t.

Yang terjadi di alam ini dapat digolongkan pada dua golongan.

1) Baik pada bentuk (rupa) dan isi (hakekatnya) seperti iman dan taat.
2) Buruk pada bentuk (rupa) namun baik pada pengertian isi (hakekat) seperti kufur dan maksiat.Dikatakan ini buruk pada bentuk kerana adanya ketentuan hukum/syarak yang mengatakan demikian.Dikatakan baik pada pengertian isi (hakikat) kerana hal itu adalah sutu ketentuan dan perbuatan dari pada Allah Yang Maha Baik.

Maka "kaifiat" cara untuk melakukan pandangan (syuhud/musyahadah) sebagaimana dimaksudkan diatas ialah:

"Setiap apapun yang disaksikan oleh mata hendaklah ditanggapi oleh hati bahwa semua itu adalah Af'al (perbuatan) dari pada Allah s.w.t."

Bila ada sementara anggapan tentang ikut sertakan "yang lain dari pada Allah" di dalam proses kejadian sesuatu, maka hal tersebut tidak lain hanya dalam pengertian majazi (bayangan) bukan menurut pengertian hakiki.

Misalnya si A bekerja untuk mencari makan atau memberi makan anak-anaknya maka si A tergolong dalam pengertian "yang lain dari pada Allah" dan juga dapat dianggap "ikut serta dalam proses memberi mkan anaknya.Fungsi si A dalam keterlibatan ini hanya majaz (bayangan) saja, bukan dalam arti hakiki.Kerana menurut pengerti hakiki yang memberi makan dan minum pada hakikatnya ialah Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Qur'an Surah:As-Syu'ara ayat 79."Dialah (Allah) yang memberi makan dan minum kepada saya.

Segala macam perbuatan (sikap laku) apakan perbuatan diri sendiri ataupun perbuatan yang terjadi di luar dirinya, adalah termasuk dalam dua macam pengertian.Pengertian pertama dinamakan MUBASYARAH dan pengertian kedua dinamakan TAWALLUD.Kedua macam pengertian ini tidak terpisah satu sama lain.

Contohnya adalah sebagai berikut:

1) Gerak pena ditangan seorang penulis, ini dinamakan MUBASYARAH (terpadu) kerana adanya "perpaduan" dua kemampuan kodrat yaitu kemampuan kodrat gerak tangan kemampuan kodrat gerak pena.

2) Gerak batu yang lepas dari tangan pelempar.Hal ini dinamakan TAWALLUD (terlahir) kerana lahirnya gerakan batu yang dilemparkan itu adalah kemampuan kodrat gerakan tangan.

Namun pada hakekatnya, kedua macam pengertian itu (Mubasyarah dan Tawallud) adalah Af'al Allah s.w.t., didasarkan kepada dalil nas Al-Qur'an:

(WALLAHU KHOLAQAKUM WA MA TA'MALUN)

Artinya:
Allah yang mencipta kamu dan apa yang kamu lakukan.
Apa-apa juga yang dilakukan oleh hamba,perkataan,tingkah laku,gerak dan diam, namun semua itu sudah lebih dahulu pada Ilmu,Qoda dan Qadar/Takdir Allah s.w.t.

Firman Allah di dalam Al-Quran:
(WA MA RAMAITA IDAZ RAMAITA WALAKINNALLAHURAMA)

Artinya:
Tidaklah anda yang melempar (Hai Muhammad) tetapi Allah-lah yang melepar ketika anda melempar.
(LA HAULA WA LA QUWWATA ILLA BILLAHIL ALIYYIL AZHIEM)

Artinya:
Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan (daya dan kekuatan) Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

Hadis Rasullah s.a.w.
(LA TATAHARRAKU DZARRATUN ILLA BI IDZNILLAHI)

Arinya:
Tidak bergerak satu zarrah juapun melainkan atas izin Allah.

Atas dasar pandangan (musyahadah) inilah, maka Nabi s.a.w. tidak mendoakan kehancuran bagi kaumnya yang telah menyakiti beliau.

Apabila anda tetap selalu atas pandang (musyahadah) Tauhidul-Af'al dengan penuh yakin (tahkik) maka terlepaslah anda dari pada penyakit dan bahaya syirik-khofi sebagaiman tersebut di atas.

Sehingga akhirnya anda akan dapat menyaksikan dengan jelas bahwa segala yang berupa UJUD MAJAZI (ujud bayangan) ini, lenyap dan hilang sirna, dengan NYATANYA NUR UJUDULLAH yang hakiki.

Apabila secara terus menerus anada latih dengan pandangan musyahadah demikian sedikit demi sedikit dengan tidak tercampur baur antara pandangan lahir dan pandangan batin, maka sampailah anda pada suatu makom (tingkatan) yang di namakan MAQOM WIHDATUL AF'AL.

Pada tingkatan ini bererti fana (lenyap) segala perbuatan makhluk, perbuatan anda sendiri atau perbuatan yang lain dari anda kerana "nyatanya" perbuatan Allah Yang Maha Hebat.





Tauhidul Asma (Ke-Esa'an Nama Allah s.w.t.) Bab Kedua:

Kafiat (cara-cara) memusyahadahkan tentang keEsaan nama-nama Allah s.w.t. adalah sebagai berikut:

"Pandang dengan mata kepala kita lalu syuhud (pandang) dengan matahati, bahwa segala nama apapun juga pada hakikatnya kembali kepada sumbernya ialah nama Allah s.w.t."

Alasanya ialah, bahwa nama apapun juga yang ada di dalam alam ini tentu ada yang memberi nama (ujud musamma).Dalam arti hakiki sudah jelas bahwa "tidak ada yang maujud/diadakan kecuali Allah."

Segala yang maujud (yang diadakan) pada hakikatnya hanyalah khayalan(kosong) atau waham (sangkaan) belaka, bila dinisbahkan (dibandingkan) dengan UJUD ALLAH.

Contoh yang dapat kita kemukakan, misalnya sekeping kaca yang tembus warnanya, lalu diwarnakan dengan bermacam-macam warna.Kemudian diletakkan di bawah cahaya matahari, tentu akan terlihat beraneka warna pada bumi sebagaimana warna yang tercantum pada kaca tadi.

Disitu dapat terlihat jelas bahwa cahaya matahari tidak terpisah cerai dengan zat matahari sendiri dan tidak pula berpindah cahaya matahari itu tadi.Adanya bermacam warna pada bumi menunjukkan keEsa'an matahari.

Maha suci Allah dari contoh dan misal,maka pahamilah dengan kata-kata yang baik dan sempurna, semoga anda dapat memahaminya dengan kasih sayang Allah s.w.t. dan dapat sesuai dengan maksud yang sebenarnya.

Andai kata telah berhasil pada makom (tingkatan) ini lalu kemudian TAJALLI HAK TA'ALA (nampak nyata kebenaran Allah Ta'ala) bagi kita dari celah-celah dinding mazhar (kenyataan) ini dengan dua macam nama (isim) maka semua yang berupa mashar tersebut lenyap sirna didalam keEsa'an (ahadiyat) Allah s.w.t.

Apabila TAJALLI ALLAH TA'ALA (nampak nyata) dengan asmaNya/ nama-namaNya ZHOHIRUN terhadap hambaNya,niscaya si hamba itu akan dapat melihat bahwa segala akwan (kejadian) semua ini adalah KEBENARAN ALLAH,sepanjang pengertian bahwa zohir akwan itu adalah dengan ZOHIRNYA ALLAH.Berdirinya akwan itu dengan nyatanya qoyyumiyahNya (sifat qiyamuhu ta'ala binafsi) berdiri Allah dengan sendiriNya dan KEKALNYA ALLAH s.w.t. Kerana tidak akan mungkin bagi akwan ini ada dengan sendirinya.Dan tidak akan mampu si hamba membedakan satu persatu segala akwan ini.Jelasnya hanya pada suatu pengertian bahwa makhluk ini hanya sekedar mazhar/sandaran semata-mata.Si hamba dapat memandang (musyahadah) bahwa Allah adalah hakikat segala sesuatu sebagaimana yang difirmankan oleh Allah didalam al-Qur'an:

"FA AINAMA TUWALLU FASTAMMA WAJHULLAHI"

Artinya:Kemanapun kamu mengadap, disanalah Ujud Allah.Maksudnya, kemanapun dan dimanapun akal, hati dan roh ini berhadapan disanalah adanya Allah s.w.t.

Makom tauhidul asma ini merupakan makom yan kedua daripada makom orang-orang Arifin yang dianugerahkan Allah Ta'ala kepada orang yang salik atau kepada orang lain seperti orang yang majzub.Makam inilah merupakan natijah iaitu faedah yang diperolehi dan juga merupakan lanjutan makom yang pertama, makom bagi orang yang sentiasa memandang wahdatul Af'al. Makom tauhidul asma inilah yang menyampaikan anda kepada makom yang seterusnya iaitu "Tauhidul Sifat", makom yang ketiga daripada orang-orang A'rif.





Tauhidus Sifat Bab Ketiga:

Bab yang ketiga ini menerangkan tauhidus sifat yang bermaksud mengesakan Allah Taala pada sifat yang berdiri pada zat-Nya: iaitu memfanakan segala sifat makhluk sama ada sifat dirinya atau yang lain, di dalam sifat-sifat Allah. Kaifiatnya ialah anda memandang dan musyahadah dengan mata hati dan beriktikad bahwa segala sifat yang berdiri pada zat-Nya seperti semuanya itu sifat-sifat Allah Taala. Hal ini demikian kerana tidak ada zat yang bersifat dengan sifat-sifat tersebut pada hakikatnya melainkan Zat Allah Taala jua. Di adakan sifat-sifat ini pada makhluk, atas sekadar pinjaman (majaz) dan bukan pada hakikatnya.Cuma sifat-sifat tersebut adalah sifat-sifat Allah Taala jua.

Apabila sudah tahkik pandanganmu dengan keadaan demikian, nescaya segala sifat makhluk fana dalam sifat-sifat Allah Taala, hamba itu tidak mendengar melainkan dengan pendengaran Allah Taala, hamba itu tidak melihat melainkan dengan penglihatan Allah Taala, hamba itu tidak tahu melainkan dengan pengetahuan Allah Taala, hamba itu tidak hidup melainkan dengan hayat Allah Taala, hamba itu tidak berkata-kata melainkan dengan perkataan Allah Taala, dan begitulah seterusnya dengan sifat-sifat-Nya yang lain. Dalil yang menunjukkan bahwa hamba tidak mempunyai sifat-sifat tersebut dan yang ada pada hamba itu muzhar sifat-sifat Allah Taala ialah sebagaiman firman Allah Taala, dalam hadis Qudsi:

Erinya:”Tidak menghampiri orang-orang yang menghampiri diri pada-Ku umpama mengerjakan apa yang Aku fardukan ke atas mereka dan sentiasalah hamba-ku berdamping diri kepada-Ku dengan mengerjakan ibadat sunat hingga Aku kasihkan dia. Maka apabila Aku kasihkan dia, nescaya adalah Aku pendengarannya yang ia mendengar dengan Dia, pertuturan lidahnya yang ia bertutur dengan Dia, penampar tangan yang ia menampar dengan Dia, berjalan kakinya yang ia berjalan dengan Dia, dan fikiran hatinya yang ia berfikir dengan Dia.”

Kaifiat mentajalli sifat Allah Taala ialah memandang hak Taala, bahwa hamba yang mendengar itu dengan Allah Taala, maka segala keadaan yang didengar oleh hamba fana bersama diri-Nya.Apabila telah tetap mentajalli sifat mendengar itu dalam hati, maka akan melihat sifat yang lain pula sehingga habis satu persatu seperti sifat Basar, Kalam, Ilmu dan Iradat. Anda juga akan melihat hamba itu tidak melihat dirinya bersifat demikian yang hanya menerima daripada sifat-sifat Allah Taala jua.Apabila semua sifat yang lain terhapus, maka tajalli pula sifat-sifat Allah Taala ke atas kita dan kita akan melihat, hamba itu yang bersifat Haiyun (hidup).Apabila sifat Hayat itu Fana daripada diri,ternyatalah bahawa tidak ada yang hidup melainkan Allah Taala.

Apabila anta telah berhasil memperolehi makam fana, ketika itu jadilah kita baqa bisifatillah (kekal dengan sifat-sifat Allah). Ketika itu juga, kita memperoleh kemenangan kerana dapat mengenal-Nya dengan pengenalan yang layak dan sempurna.Oleh itu jadilah kita ketika itu fana fisifatillah (terhapus dalam sifat-sifat Allah) dan baqa bisifatillah.Ketika itu juga,Allah Taala akan memberitahu kepada kiat segala rahsia sifat-Nya yang mulia.

Kesimpulannya, makam tauhidus sifat inilah makam yang tetap dan teguh. Apabila sudah habis mentajallikan semua sifat itu di dalam hati, maka dianugerahkan oleh Allah Taala kepadanya pada masa itu kekuatan yang dapat menanggung tajalli zat jika dikehendakinya.Makam inilah yang akan menyampaikan orang yang Arif itu kepada makam yang di atasnya iaitu makam tauhiduz zat, makam yang keempat daripada semua makam orang-orang Arif.