Thursday, May 30, 2013

MAKAM SYEIKH MAULANA MAGHRIBI

KEMBARA KE KOTA PARA WALI 

Wilayah Jogjajakarta


















Hotel ini letaknya bertentangan dengan pintu masuk makam Syeikh Maulana Maghribi.

MAKAM SYEIKH DJANGKUNG (SYARIDIN)

KEMBARA KE KOTA PARA WALI 2

Menziarahi Makam anaknya Sunan Muria dan cucunya Sunan Kalijaga.






Pintu masuk makam




Laluan masuk ke makam

Di dalam museum Syeikh Djangkung terdapat banyak barang-barang peninggalannya, ini adalah kerusinya yang berusia ratusan tahun.






























Wednesday, May 29, 2013

MAKAM SUNAN KUDUS

KEMBARA KE KOTA PARA WALI 2

Menara Kudus di bawa oleh Sunan Kudus di dalam saputangannya sahaja ke tempat ini dan didirikannya Masjid untuk tujuan penyebaran dakwahnya.

Pintu masuk Masjid dan makam.

Meneliti cara binaannya yang berusia ratusan tahun dan tidak menggunakan simen.Mantap.

Binaan ini letaknya di dalam Masjid Kudus di berandanya.

Di dalam Masjid Kudus

Puncak Menara Kudus



Ramainya pengunjung pada hari itu sehingga kami tiada kesempatan untuk masuk ke kawasan makam.




MAKAM SUNAN MURIA

KEMBARA KE KOTA PARA WALI 2

Masih di kawasan atau wilayah Kota Demak. Sunan Muria adalah anak Sunan Kalijaga, jadi tidak hairan mereka di makamkan dan berdakwah dilain kawasan tetapi berhampiran.






Di laluan keluar terdapat gerai-gerai jualan. Mencuba belangkong yg popular di pakai oleh Sunan Kalijaga.


Di laluan pintu masuk makam Sunan Muria.

Di gerai jualan melihat senjata yang di jual dan kayu-kayu yang mempunyai khasiat khusus.

Hmmmm....disini boleh menyewa motosikal (ojek) untuk naik ke atas Bukit di mana letaknya Masjid dan Makam Sunan Muria.

Bersama teman yg turut sama dalam kembara ini.







MAKAM SUNAN KALIJAGA

KEMBARA KE KOTA PARA WALI 2

Lawatan kedua kali ke makam leluhurku ini.



                                                    Tempat pertapaan Sunan Kalijaga





MUSEUM MASJID AGUNG DEMAK

25 Mei, 2013 (Sabtu) kami singgah lagi sekali ke Masjid Agung Demak dalam rangka lawatan menziarahi makam-makam wali songo yang belum sempat diziarahi pada tahun sebelumnya dan kali ini kami dapat memasuki museum kerana sempat sampai pada waktunya.










Selepas selesai melawat museum kami sekali lagi memasuki kawasan makam dan mencari makam Sultan Trenggono yg tidak kami lawati pada tahun sebelumnya kerana nasab isteri saya belum jelas. Kini jelas bahawa jalur keturunan isteri saya melalui Sultan Trenggono dan kami akan sering datang kesini lagi kerana jelas bahawa nasab saya dan nasab isteri ada kaitan satu sama lain iaitu berketurunan Raden Fatah dan Sunan Kalijaga.

Makam Sultan Trenggono adalah di dalam rumah makam di belakang makam Raden Fatah ini.

Di dalam ini makamnya Sultan Trenggono dan ini lah anak cucunya yang hilang ke Malaysia.





Dialog Sunan Kalijaga dengan Prabu Brawijaya


Sunan Kalijaga berkata “Namun lebih baik jika Paduka berkenan berganti syariat rasul, dan mengucapkan asma Allah. Akan tetapi jika Paduka tidak berkenan itu tidak masalah. Toh hanya soal agama. Pedoman orang Islam itu syahadat, meskipun salat dingklak-dingkluk jika belum paham syahadat itu juga tetap kafir namanya.”
Sang Prabu berkata, “Syahadat itu seperti apa, aku koq belum tahu, coba ucapkan biar aku dengarkan “

Sunan Kalijaga kemudian mengucapkan syahadat, asyhadu ala ilaha ilallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, artinya aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Kanjeng Nabi Muhammad itu utusan Allah. “
Sunan Kalijaga berkata banyak-banyak sampai Prabu Brawijaya berkenan pindah Islam, setelah itu minta potong rambut kepada Sunan Kalijaga, akan tetapi rambutnya tidak mempan digunting. Sunan Kalijaga lantas berkata, Sang Prabu dimohon Islam lahir batin, karena apabila hanya lahir saja, rambutnya tidak mempan digunting. Sang Prabu kemudian berkata kalau sudah lahir batin, maka rambutnya bisa dipotong.
Sang Prabu setelah potong rambut kemudian berkata kepada Sabdapalon dan Nayagenggong,
“Kamu berdua kuberitahu mulai hari ini aku meninggalkan agama Buddha dan memeluk agama Islam. Aku sudah menyebut nama Allah yang sejati. Kalau kalian mau, kalian berdua kuajak pindah agama rasul dan meninggalkan agama Buddha.”

Sabdo Palon Nayagenggong Ternyata Bukan Manusia atau jin Namun Hanya Sebuah Kitab

saya menambahkan mengenai Sabdo Palon Nayagenggong. Sabda : ucapan/berita/tulisan/ajaran. Palon : Semesta/alam/Dunia Macro cosmos dan Micro cosmos. Nayagenggong : untuk kesejahtearaan,kedamaian dan kesatuan.

saya tidak sependapat Sabdo Palon adalah seorang manusia, sabdopalon adalah sebuah kitab yang dibuat oleh Beliau yang berjulukan Beliau yang kesepuluh.
isi buku tersebut adalah mengupas semua kitab suci yang diturunkan Allah melalui Nabi. Jadi Kitab Sabdopalon adalah kitab tersirat dari segala kitab suci allah. jadi bukan seperti yang beredar sekarang.kita harus waspada terhadap pengadu domba/pemfitnah.

cerita mengenai dialog Prabu Brawijaya V dengan seseorang yang tidak mau masuk Islam adalah dimana Prabu Brawijaya V menerima putra mahkota Majapahit (pengganti Brawijaya V) dimana sang putra mahkota menolak mengganti ayahandanya Brawijaya V dengan alasan Putra mahkota tidak mau kerajaan yang beragama Hindu sebagai agama kerajaan diganti agama kerajaan menjadi agama Islam. sehingga Putra mahkota tersebut bergelar Raden Gugur dan beliau menjadi Pertapa di gunung Lawu .
Raden Gugur ketika meninggalkan Istana beliau bersabda bahwa agama islam diperkenankan menebarkan agama islam dengan catatan bila agama islam tersebut tidak menjadikan agama yang menjadikan umatnya,damai,sejahtera dan bersatu dan saling menghormati agama lain aku akan menagih janji kepada para ulama dan pemimpin bangsa nusantara.dengan aku memimpin rakyat kecil turun menuju kota besar untuk meminta keadilan,kesejahteraan,kedamaian. kemunculan aku dengan tandanya para sepuh akan turun gunung,gunung gunung meletus,bencana alam dan manusia dimana-mana.

Dengan kepergian Putra mahkota/raden gugur Prabu Brawijaya V menjadi gundah/bingung sehingga beliau mencari pendapat siapakah kelak pengganti dirinya,intrik istanapun berkerja.beliau mendapat berita bahwa Raden Patah sedang memimpin penyerbuan ke Madjapahit. sehingga Prabu Brawijaya pergi meninggalkan Istana menuju ke Blambangan untuk minta bantuan dari kerajaan dari Bali. sementara kedatangan raden rahmat adalah utusan raden patah yang akan menghadap Ayahnya Prabu Brawijaya tetapi dijalan dihadang oleh kelompok yang ingin merebut kekuasaan kerajaan. sehingga raden patah mendapat berita bahwa ayahnya sedang mendapat tekanan/kudeta sehingga mengirim pasukan untuk membebaskan ayahnya,sementara Prabu Brawijaya V mendapat berita bahwa anaknya akan menyerbu Kerajaan Madjapahit.
Dalam pelarian Prabu Brawijaya, Raden Said(Sunan Kalijaga) menyusul Prabu BrawijayaV. terjadilah pertemuan di Blambangan, dimana Raden Said menghentikan niat Prabu Brawijaya V meminta bantuan dari kerajaan di Bali.
dimana dialog tersebut.tersebut Raden Said mengatakan kepada Prabu Brawijaya V. bahwa yang datang ke Madjapahit adalah Putra beliau sendiri yang bernama Raden Patah. dan raden patah tidak bermaksud menguasai kerajaan tetapi ingin membebaskan Prabu dari tangan pemberontak. setelah Prabu Brawijaya V mendengar penjelasan dai Raden Said. maka beliau tidak jadi menyeberang ke Bali dan ingin kembali ke Madjapahit. kemudian Prabu Brawijaya minta pendapat kepada Raden said. siapakah yang berhak menjadi pengganti Prabu Brawijaya V, oleh Raden Said diusulkan Raden Patah(anak Prabu Brawijaya v dengan Putri Cina) kemudian disetujui oleh Prabu Brawijaya V.Raden Said(Sunan Kalijaga) kemudian meminta kesediaan untuk Prabu Brawijaya V Masuk agama islam untuk membuktikan pengakuan Raja telah menyetujui Raden Patah menjadi pengganti Prabu Brawijaya V dan agama kerajaan Madjapahit menjadi agama Islam. Prabu Brawijaya V menyetujui kemudian Raden Said men Baiat Prabu dengan 2 kalimat syahadat. Prabu Brawijaya V meminta kepada Raden Said khusus untuk Membaca 2 Kalimat Syahadat, Prabu Brawijaya V mau melakukan tetapi tanpa asyhadu(saya bersaksi).dimana intinya Prabu Brawijaya V tidak berani dan sanggup yang disebabkan faktor usia dan ketidak sanggupan Prabu Brawijaya melaksanakannya. dimana kata asyhadu(bersaksi kepada tuhan) adalah sangat berat , terjadilah dialog yang sangat panjang. yang diakhiri oleh suatu percakapan dimana Prabu Brawijaya V mengatakan kepada Raden Said(Sunan Kalijaga)bila beliau salah dalam mengucapkan 2 kalimat syahadat tanpa asyhadu maka air danau tempat saya mengucap menjadi bukti besok bila wangi maka permohonan saya dikabulkan oleh Allah SWT. dan bila besok air danau ini bau anyir maka saya mengulangi membaca 2 kalimat syahadat dengan asyhadu. ternyata keesokan harinya air danau terebut berbau wangi “Kuasa Allah amat mulia dan meliputi semuanya” dan sekarang disebut kota Banyuwangi.
dalam perjalanan pulang Sunan Kalijaga mengiringi Prabu Brawijaya V dan tiada hentinya Sunan Kalijaga dan Prabu Brawijaya V membicarakan agama Islam.sesampai kembali di Kerajaan Madjapahit Prabu Brawijaya menanyakan kepada Sunan Kalijaga tentang keberadaan Raden Patah rupanya Takdir berkata lain Raden Patah ketika ditanyakan keberadannya oleh Prabu Brawijaya V berhalangan/bersimpangan jalandan ketika terakhir kali ditanyakan oleh Prabu Brawijaya V kepada Raden Said duduk disebelah Raden Said seorang pemuda yang ditanyakan oleh Prabu Brawijaya V siapakah dia dan Raden Said menjawab ia adalah Bondan Kejawen putra Prabu juga. sehingga Prabu mengucapkan kepada Raden Said bahwa Raden Patah akan memimpin Kerajaan Islam pertama di nusantara dan kerajaan tersebut hanya satu periode(Demak) dan sebagai penerus kerajaan nusantara adalah keturunanku yang lain dari Bondan Kejawan.
Karena Usia Prabu Brawijaya V sudah Lanjut dan beliau wafat tidak dapat bertemu juga dengan Raden Patah.dan pesan Prabu Brawijaya V makam ku dinamakan “Makam Putri Cempa”

Sangatlah sayang Sadopalon yang merupakan kitab diplesetkan jadi orang dan dibuat sarana untuk mengadu domba. maka kita jangan terjebak oleh kitab2 apalagi jaman penjajahan belanda buku2 tersebut diambil dan dikembalikan dengan sudah dirubah. seperti fakta yang ada dan sangat disayangkan Candi Borobudur pada Tingkat pertama dan kedua oleh belanda dikubur/ditanam agar kita generasi penerus tidak dapat mengetahui.(Tingkat pertama dan kedua terdapat relief kehidupan manusia, dimana manusia berbuat apa yang terjadi dalam kehidupannya)jadi saya untuk mempelajari buku 2 kuno, saya berpegangan kepada budaya adi luhur pendahulu dan bila tidak cocok saya mencoba untuk mengartikan apa yang hendak dipesan lewat tulisan itu apakah simbol atau bikinan Belanda atau anteknya. sehingga kita selalu terbawa arus adu domba dan pembodohan terus.

Bersumber dari : Komentar Firman Hanny Juni 14th, 2009 at 16:35 di Wahyu Sasmita
( Sabdo Palon Naya Genggong )
http://databrita.blogdetik.com/2009/06/08/sabdo-palon-naya-genggong/comment-page-1/
Tulisan Arya Wirabumi

KEMBARA KE KOTA PARA WALI 2


SULTAN DEMAK DAN KETURUNAN RADEN FATAH

Mei 24, 2013 (Jumaat) kami mula bertolak dari LCCT jam 7 am menuju ke Semarang, Jawa Tengah dalam expedisi melawat makam-makam para wali songo yang juga merupakan leluhur kami di Pulau Jawa. Saya mulakan expedisi ini dengan pertemuan bersejarah bersama Sultan Demak pada malam 25 Mei 2013.









Gambar pertama - bersama isteri dan YM Sultan Demak.
Gambar kedua    - bersama Pangeran Shah Alam (Kesultanan Jambi) dan YM Sultan.
Gambar ketiga    - bersama Senopati YM Sultan dan Pangeran Shah Alam.




Perbincangan isteri dengan Sultan Demak berkenaan salasilah dirinya serta penyerahan nasab yang telah diserahkan oleh Ulama Nasab Indonesia kepada kami (juga nasab diri saya) yang telah didaftarkan di dalam Rabitah Azmatkhan Indonesia. YM Sultan mengakui salah satu dari jalur di dalam nasab itu tidak dapat di kesan di Indonesia.

Batu Peringatan (Pernyataan) Makam Syeikh Subakir di luar pintu makam berhadapan Balai Mengadap.


Makam Syeikh Subakir di dalam bilik ini. Dikatakan Syeikh Subakir kembali ke tempat asalnya dan meninggal di sana dan bukan di Tanah Jawa namun makam peringatan di buat untuk memperingati jasa beliau yang telah mengembangkan Islam di Tanah Jawa dan juga anak cucu keturunannya yang menyambung perjuangan dakwahnya secara rasmi atau tidak rasmi.

Makam Syeikh Siti Jenar berada di luar bilik makam Syeikh Subakir.

Balai Persidangan Wali Songo (tapak asal) yang merupakan penasihat/menteri kepada Kerajaan Islam Demak pertama di Nusantara.

Papantanda di luar kawasan makam tetapi di dalam kawasan Keraton Sultan Demak berhadapan Balai Mengadap .