Saturday, September 26, 2015

KONSEP PENGAMALAN GERAK FAQIR SUNAN KALIJAGA


Secara ringkasnya pengamalan Silat Gerak dan Kaedah Rawatan dalam Keilmuan Gerak Faqir Sunan Kalijaga bukan bergantung atau bersandar kepada kekuatan amalan atau keyakinan kepada kekuatan ayat-ayat yang di amalkan tetapi adalah sandaran hati yang kuat pergantungan kepada Nya.
Praktis kefahaman dalam Nafi dan Isbat yang di ucap di dalam Dua kalimah Syahadah di amalkan sepenuhnya dalam setiap amalan Gerak Silat dan amalan Perubatan yang sememangnya kaedah yang di warisi dari para Wali dan tentunya dari para Nabi Allah Azzawajalla.
Kaedah pengamalannya adalah berkonsepkan kaedah Mengenal Diri , “Barangsiapa mengenal dirinya, maka kenallah akan Tuhannya” Dan kaedah mengenal Allah Azzawajallah sepertimana di tuntunkan di dalam Kitab Ad Durun Nafis adalah :
I/ Meng Esakan Zat Nya
2/ Meng Esakan Sifat Nya
3/ Meng Esakan Asma’ Nya, dan
4/ Meng Esakan Af’al Nya.
(Huraian Kitab Ad Durun Nafis)
Tauhidul Af’al - (Ke-Esaan perbuatan)
Hendaklah anda ketahui bahwa segala apapun juga yang terjadi didalam alam ini pada hakekatnya adalah AF’AL (Perbuatan ) Allah s.w.t.
Yang terjadi didalam alam ini dapat digolongkan pada 2 (dua) golongan :
a) Baik pada bentuk (rupa) dan isi (hakekatnya) seperti Iman dan Taat.
b) Jelek pada bentuk (rupa) namun baik pada pengertian isi (hakekat)
seperti KUPUR dan MAKSIAT. Dikatakan ini jelek pada bentuk karena adanya ketentuan hukum/syara yang mengatakan demikian. Dikatakan baik pada pengertian isi (hakekat) karena hal itu adalah suatu ketentuan dan perbuatan dari Allah Yang Maha Baik.
Maka “Kaifiyat” (cara) untuk melakukan pandangan (Syuhud/musyahadah) sebagaimana dimaksudkan di atas ialah :
“Setiap apapun yang disaksikan oleh mata hendaklah di tanggapi oleh hati, bahwa semua itu adalah AF’AL (perbuatan) dari pada Allah s.w.t.”
Bila ada sementara anggapan tentang ikut sertanya “ yang lain pada Allah” di dalam proses kejadian sesuatu, maka hal tersebut tidak lain hanya dalam pengertian majazi (bayangan) bukan menurut pengertian hakiki.
Catatan :
Misalnya si A bekerja untuk mencari makan dan/atau memberi makan anak-anaknya. Maka si A tergolong dalam pengertian “yang lain dari pada Allah” dan juga dapat dianggap “ikut serta dalam proses” memberi makan anaknya. Fungsi si A dalam keterlibatannya ini hanya majaz(Bayangan) saja, bukan dalam arti hakiki. Karena menurut pengertian hakiki yang memberi makan dan minum pada hakekatnya ialah Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an S. As-Syu’ara ayat 79.
“DIALAH ALLAH YANG MEMBERI MAKAN DAN MINUM KEPADAKU”
Segala macam “perbuatan” (sikap atau laku) apakah perbuatan diri sendiri ataupun perbuatn yang terjadi diluar dirinya, adalah termasuk dalam 2 macam pengertian. Pengertian Pertama dinamakan MUBASYARAH dan pengertian ke dua dinamakan TAWALLUD. Kedua macam pengertian ini tidak terpisah satu sama lain.
Contohnya adalah sebagai berikut :
a) Gerakan Pena ditangan seorang penulis, ini dinamakan MUBASYARAH (terpadu) karena adanya “perpaduan” dua kemampuan kodrati yaitu kemampuan kodrati gerak tangan dan kemampuan kodrati gerak pena.
b) Gerakan batu yang lepas dari tangan pelempar. Hal ini dinamakan TAWALLUD (terlahir) karena lahirnya gerakan batu yang dilemparkan itu adalah kemampuan kodrati gerak tangan.
Namun pada hakekatnya kedua macam pengertian itu (Mubasyarah dan Tawallud) adalah af’al Allah s.w.t., didasarkan kepada dalil/nas Al Qur’an :
وﷲﺧﻠﻘﻜﻢوﻣﺎﺗﻌﻤﻠﯣن
(Wallahu Kholaqakum wa maa ta’maluun)
Artinya : Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu lakukan
Syekh Sulaiman Al Jazuli r.a. menyebutkan dalam syarah/penjelasan Kitab Dala-ilul Khairat bahwa apapun juga yang dilakukan oleh hamba, perkataan, tingkah laku, gerak dan diam, namun semua itu sudah lebih dahulu pada Ilmu, Qodo dan Qodar/Takdir Allah s.w.t.
Firman Allah di dalam Al Quran :
وﻣﺎرﻣﻴﺖإذ رﻣﻴﺖ وﻟﻜن ﷲرﱉ
(Wa ma ramaita idz ramaita walaakunnallahu ramaa)
Artinya : Tidaklah Engkau yang melempar (Hai Muhammad) tetapi Allah-lah yang melemparkan ketika Engkau melempar
ﻻﺣول وﻻﻗوۃ١ﻻﺑﺎﷲ١ﻟﻌﻠﻲ١ﻟﻌﻆﻴﻢ
(La haula wa la quwwata illaa Billahil’aliyyil azhiem)
Artinya : Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan (daya dan kekuatan) Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung
ﻻﺗﺘﺤﺮك ذرۃإﻻﺑﺎءذنﷲ
Hadist Rasulullah s.a.w.
(La Tataharru dzarratun illaa bi idznillaahi)
Artinya : Tidak bergerak satu zarrah juapun melainkan atas izin Allah.
Penjelasan :
” “ﻻ” Lam Alif
Dalam Ayat dan Hadist Rasullah tersebut diatas terdapat Alif Lam yang dinamakan Alif Lam “Istigraqil Jinsiyah” yang artinya “La” (Tidak) atau (ketidak mampuan) mahluk dalam pengertian yang sebenar-benarnya, bukan pengertian majas yang bisa berubah ataupun diberi pengertian yang berbeda. Alif lam tersebut (Qadim) mutlak adalah hanya Allah yang Maha berkehendak, Maha memberi Gerak, Maha Berkuasa atas apapun, dalam artian, manusia atau mahluk tak dapat melakukan apapun, kecuali atas kehendak Allah atas mahluknya, jadi gerak dan diamnya seluruh mahluk dan alam semesta ini terlebih dahulu telah berada pada ketentuan Qadar/Qadanya Allah, maka sesungguhnya yang di maksud usaha ataupun ihktiar pada mahluk (manusia) tak lain adalah datangnya dari ketentuan Allah juga, bukan atas kehendak mahluk (manusia) nya itu sendiri.
Atas pandangan tersebut (musyahadah) inilah, maka Rasulullah s.a.w. tidak mendoakan kehancuran bagi kaumnya yang telah menyakiti Beliau.
Catatan :
Bermacam macam hinaan, cacian, bahkan siksaan yang dilancarkan oleh golongan Jahiliyah kepada Rasullullah s.a.w. namun beliau balas dengan doa
ﻟﻠﻬﻢ۱ﻫﺪﻗﻮﻣﻲٳﻧﻬﻢﻻﯾﻌﻠﻤﻮن
(Allahummah diiqaumi innahum la ya’lamuun)
Artinya : “Ya Allah, Tunjukilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui”
Apabila anda tetap selalu atas pandangan (Musyahadah) Tauhidul Af’al dengan penuh yakin (Tahkik) maka terlepaslah anda dari pada penyakit dan bahaya Syirik Khofi sebagaimana tersebut diatas.
Sehingga akhirnya anda dapat menyaksikan dengan jelas bahwa ygang berupa UJUD MAJASI (Ujud bayangan) ini lenyap dan hilang sirna, dengan nyatanya NUR UJUDULLAH yang hakiki.
Catatan :
Apalah artinya cahaya pelita yang dinyalakan disiang hari, dibandingkan dengan cahaya mentari yang cerah memancar.
Apabila secara terus menerus anda melati dengan pandangan/musyahadah demikian sedikit demi sedikit dengan tidak tercampur baur antara pandangan lahir dan pandangan batin, maka sampailah anda pada suatu “Maqom (Tingkatan)” yang dinamakan MAQOM WIHDATUL AF’AL.
Pada tingkatan ini, berarti Fana (lenyap) segala perbuatan mahluk-perbuatana anda sendiri ataupun perbuatan yang lain dari anda – karena “nyatanya” perbuatan Allah Yang Maha Hebat.
Jahat/jelek ataupun baik pada hakekatnya dari pada Allah.
Sebagaimana Saya kemukakan di atas berkali kali bahwa segala macam perbuatan, kejadian, peristiwa apapun yang terjadi pada hakekatnya adalah perbuatan Allah s.w.t., yang jahat ataupun yang baik.
Dapat dikatakan demikian, karena didasarkan atas keterangan Hadis Rasulullah s.a.w. di dalam doa Beliau :
١ﻟﻟﻬﻢٳﻧﻲ١ءﻮذڊﻚﻣﻨك
(Allahumma Inni A’udzubika minka)
“Ya Allah, Hamba berlindung kepadaMu dari segala kejahatan yang datang dari padaMu”
Catatan :
Dalam Hadis lain ada pula isti’adzah (permohonan berlindung diri) yang diajakarkan oleh Rasulullah s.a.w. “Allahumma inni a’udzubika min syarri ma kholakta” artinya : Ya Allah hamba berlindung kepadaMu dari segala kejahatan yang Engkau ciptakan.
Kalau sekiranya kejahatan/kejelekan itu bukan dari pada Allah pada hakekatnya, maka tidak mungkin Beliau mengucapkan doa demikian.
Allah berfirman :
ﻗﻞﻛﻞﻣﻦﻋﻨﺪﷲ
(Qul Kullun Min Indillahi)
“Katakanlah olehmu (hai Muhammad) segala-galanya adalah dari sisi Allah”
Sebagian dari Arif Billah memberikan sebuah maisal (contoh) untuk sekedar mendekatkan paham- namun bukan berarti tepat demikian hubungan hamba dengan Allah, Ialah :
“Laksana wayang yang dimainkan oleh dalang dengan bermacam gerak dan laku”
Namun semua gerak dan laku si wayang itu adlah suatu “kenyataan” (mashhar) dari pada perbuatan dan laku pak dalang semata-mata, bukanlah gerak dan laku dari wayang itu sendiri.
Meskipun demikian bahwa segala macam perbuatan, peristiwa, kejadian dan sebagainya dalam arti hakiki adalah Af’al Allah- tapi janganlah anda tafsirkan “gugur taklif syara” artinya hilang bagi anda kewajiban hukum. Jangan pula hendaknya di itikadkan, lalu melepaskan Syariat Muhammad (ketentuan hukum Islam)
Apabila sekiranya anda sampai berkeyakinan/beritikad, gugur taklif syara (atau tidak perlu bersyariat lagi) maka jatuhlah anda kedalam golongan yang dinamakan Kafir Zindik(na’udzubillahi min dzalik).
Oleh sebab itu pegang teguhlah Syariat Muhammad tetap dan terus menerus musyahadah Af’al sehingga anda selamat dalam arti yang sebenarnya.
Bila mana tidak dengan musyahadah Af’al, meskipun anda sudah lepas dari pada Syirik Jali (Syirik yang nyata) namun belum tentu ana lepas dari pada syirik khofi.
Allah berfirman :
ﻮﻣﺎﻳﺆﻣﻦ۱ﻛﺜﺮﻫﻢﻮﻫﻢﻣﺸﺮﻛﻮن
( Wa maa yu’minu akstarahum wa hum musyrikun)
“Sebagian besar antara mereka masih tidak beriman kepada Allah, malah berlaku syirik”
Sayyid Umar bin Al Farid r.a. berkata dengan dua bait syairnya:
ﻮﻟﺆﺧﻂﺮٺﱄﰱﺳﻮ۱ك۱ر۱دۃ
ﲈﻰﺧﺎطريﺳﻬواﻗﻀﻴﺖﺑردﺗﻰ
(Wa lau khothorat lii fi siwaaka iraadatun alaa khotirii sahwan qodloitu bi riddatii)
‘Andaikata terlintas kilas khatarku, getaran hati di dalam dada, suatu kehendak yang selain padaMu Ya Tuhan,disadari ataupun tidak. Wahai celakanya diri ini remuk hancur dilumpur murtad.
Dengan pandangan, tanggapan dan anggapan yang keliru itu, menyebabkan anda tidak termasuk dalam golongan Mukmin yang sempurna.
Tetapi bila Musyahadah anda benar.
“Tidak ada yang berbuat pada hakikatnya melainkan Allah, tidak ada yang hidup pada hakikatnya melainkan Allah dan tidak ada yang Maujud pada hakikatnya melainkan Allah dan tidak ada yang Maujud pada hakikatnya melainkan Allah"
Maka dengan demikian, termasuklah anda dalam golongan Ahli Tauhid Yang Benar, suatu golongan yang dijanjikan Allah dengan 2 surga, surga yang pertama adalah surga Makrifatullah di dunia, dan surga kedua adalah Surga Akhirat yang sudah di kenal berdasarkan dalil dan nas.
Syeikhuna ‘Alimul Allamah Al-Bahru ‘arieq Abdullah ibnu Hijazi As-syarqowi al- Mishrie r.a.telah berkata : “siapa yang memasuki surga makrifatullah di dunia, niscaya tidak berhasrat dia kepada surga akhirat yang berupa bidadari, istana, pakaian, makanan dan lain-lain. Hasratnya hanyalah ingin sedekat-dekatnya pada Hadirat Allah dengan Rukyatullah (Melihat Allah dengan nyata) di akhirat kelak”.
Nikamat yang paling tinggi di akhirat adalah Ru’yatullah. Jauh sekali beda nilai antara nikmat itu dibandingkan dengan nikmat surga dalam pengertian yang sering dikemukakan.
Demikin juga dengan kenyatan melihat Allah dalam artian Makrifatullah di dunia ini yang telah terbuka pada hati orang yang telah Arifbillah, hanya sebagian kecil saja dibandingkan dengan Rukyatullah di akhirat kelak, namun mereka akan mendapatkannya karena mereka telah memuliakanya. Bermusyahadahlah Wihdatul Af’al yang memungkinkan anda untuk dapat memandang keindahan Dzat Wajibal Ujud.
Penjelasan penting :
Berkata Syekh Abdul Wahab Sya’rani qaddasallahu sirahu dalam kitab Jawahiru wad-Durar beliau memetik ucapan Syehk Mahyudi ibnu Araby r.a. :
bahwa Syekh Ibnu Araby telah mencantumkan dalam kitab beliau yang benama Futuhatul Makkiya pda bab 422 dimana beliau menjelaskan apa yang dimaksud segala perbuatan dari pada Allah dan hamba sebagai sandaran perbuatanNya, karena memng si hamba inilah yang menanggung beban siksa dan pahala.
Bila sekiranya kita terhenti pada suatu dakwan (perkiraan) bahwa segala amal perbuatan itu pada hakikatnya dari pada perbuatan kita sendiri, maka berarti Allah telah menyandarkan (meletakkan) dakwan demikian terhadap diri kita sebagai suatu cobaan allah.
Catatan :
Berdoalah kita semoga dakwan demikian jangan sampai datang kepada kita karena berarti suatu kerugian yang amat besar.
Namun demikian bila sekiranya Allah hendak memasukkan kita kedalam Hidrat Ihsan (Maksudnya : beribadat seakan akan melihat Tuhan) maka berarti tipislah hijab (dinding) itu dan kita saksikan selanjutnya bahwa segala amal pada hakikatnya adalah dari pada Allah, sedang kita sendiri tidak mempunyai amal apa apa.
Demikian selanjutnya bila Musyahadah menurut mestinya niscaya akan timbul rasa takut kita, kalau kalau tergelincir “Qidam” (Pendirian) kita.
Sebagian dari kesempurnaan adab (ahlak/tertib hukum) untuk menyatakan bahwa suatu amal dari kita sendiri sepanjang apa yang kita ketahui, hanya sekedar untuk mengamalkan apa yang difirmankan Allah s.w.t. :
( Ma Ashobaka Min Hasanatin Faminallah, Wa maa Ashobaka Min Salatin Famin Nafsika )
Artinya : “apa saja yang menimpa dirimu dari pada yang baik, adalah dari pada Allah, dan apa saja yang menimpa dirimu dari pada yang jelek (buruk) maka hal itu datang dari dirimu sendiri”
Syekhuna Al-Allamah Maulana Syekh Yusuf Abu Zarrah Al Mishrie , berkata, ketika Beliau memberikan pelajaran di Masjidil Haram; “Tidak seharusnya berkata bahwa kejahatan itu dari Allah, kecuali dalam waktu dan tingkat belajar/mengajar (maqom ta’lim) dalam jurusan ilmu ini (Tasawwuf).
Catatan :
Kata-kata “perbuatan dari pada Allah” adalah khusus dalam pengertian hakekat yang seharusnya hanya ada pada suara batin. Tetapi boleh diucapkan dalam saat-saat belajar/mengajar.
Syekhuna Ibnu Hajar r.a. dalam syarah Arba’in, menjelaskan perkataan Nabi s.a.w. yang tercantum pada bagian doa iftitah yang berbunyi “wassyaru laisa ilaik” (kejelekan/kejahatan bukan untukMu) tidak lain maksudnya, ialah untuk mengajar/mendidik adab, karena tidak seharusnya berkata dalam bentuk dan arti yang menghina terhadap Allah, seperti perkataan “ Ya allah yang menjadikan anjing” atau “Ya Allah yang menjadikan babi” meskipun sebenarnya diakui dengan pasti bahwa anjing dan babi itu adalah makhluk (yang dijadikan) Allah. Pengertian dimaksud sehubungan pula dengan Firman Allah tersebut diatas.
Syehk abdul Wahab Sya’rani q.s. pernah mengajukan pertanyaan kepada Guru beliau. Syehk Ali Al Khawwas.
Tanya : Apa maksud yang sebenarnya pengertian “usaha/Ihktiar” yang dinyatakan oleh Imam Asy’ari (Asy’ariyah)?.
Jawab : Yang dimaksud dengan pengertian “usaha/Ihktiar” adalah ta’alluq iradat mumkin(hubungan kehendak simahkluk) dengan segala kejadian/peristiwa yang dalam hal itu sesuai dengan Takdir Ilahi (Ketentuan Tuhan) . Manakala terjadi “Ta’alluq iradat” (hubungan kehendak) dengan takdir Tuhan, mereka sebutkan itu dengan Usaha/ihktiar bagi mumkin/mahkluk, pada ma’na, sedang mengambil manfaat dari usaha ihktiar itu sendiri, adalah sudah ada pada takdir.
Selanjutnya Syekh Abdul Wahab Sya’rani q.s. berkata: “aku pernah mendengar perkataan guruku Syekh Ali Al-Khawwas, kata beliau : semestinya setiap orang harus sudah mengerti“perbuatan mahkluk tidak memberi bekas” (menentukan) itu, adalah sepanjang keadaan(takwin) menurut hukum semata mata.
Maka untuk itu hendaklah anda pahami dengan benar karena pada umumnya masih banyak yang belum mengerti perbedaan antara Hukum dan Astar (bekas/kekuatan).
“Allah s.w.t. berkeinginan untuk mengadakan harkat (gerak) atau ma’na (arti/nilai) terhadap pekerjaan apapun, tidak bisa terjadi itu (tidak sah wujudnya) kecuali pada “maddahnya” (materi pekerjaan itu sendiri). Karena mustahil pekerjaan itu akan terjadi dengan sendirinya, pasti pada Mahallun (objek) yang dapat menimbulkan takwin (keadaan/peristiwa).
Objek (mahallun) yang dimaksud adalah Hamba yang mana dapat pula diartikan “si Mumkin” yang melakukannya, namun sebenarnya apa yang dilakukan oleh si mumkin tadi tidak sekali kali memberi bekas (menentukan), semoga anda bisa memahaminya, karna ini sangat rumit.
Syekh Abdul Wahab Sya’rani q.s. berkata lagi : “Aku mendengar saudaraku Afdaluddin Rahimahullah berkata : Bagi mumkin ini sama sekali tidak memiliki kodrat tetapi hanya sekedar menerima Astar Ilahi (bekas/ketentuan Tuhan). Karena sifat Kodrat itu sebenarnya adalah suatu sifat yang tidak pernah terpisah-cerai (infikak) dengan sifat-sifat Ketuhanan. Oleh sebab itu menetapkan adanya “kodrat bagi mumkin” adalah suatu dakwan yang tidak berdasar/dalil.
Catatan : salah satu guru saya berkata, bahwa hamba ini sebenarnya hanya mustanir (menerima cahaya). Inilah yang dimaksud dengan kata “hanya sekedar menerima astar Ilahi” seperti yang tersebut diatas.

MAKLUMAN KEPADA BAKAL PESAKIT KRONIK


Ramai yg telefon minta bantuan, kanser stage 4 , lumpuh akibat operation dan sebagainya yg mana setelah di operate dan kimo, penyakit semakin teruk. Pesakit pula lumpuh dan ada yg guna bantuan oksigen dan usus letak luar badan.
Kalau dah yakin dgn kaedah moden dari awal, tak perlu lah ikhtiar lain terutama perubatan Islam. Islam ni "The way of life", setiap sudut harus merujuk kpd cara Islam, yg dituntun Nabi. Kemukjizatan Al Quran terhadap penyembuhan penyakit ternyata benar, tetapi kenapa umat Islam sendiri tidak meyakininya.
" Masukkan kedalam Islam secara keseluruhan" bukan sudut tertentu shj atau mungkin perawat yg ada tidak mampu menangani masalah penyakit medic?
Perubatan Islam mencakupi semua penyakit, bukan Saka dan Sihir shj. Dimana kemukjizatannya? Kalau dari awal tidak yakin, terutama ulama apatah lagi umat yg jahil2, maka check la diri ....
Ulama sepatut tunjuk contoh tetapi ulama sendiri mendapat rawatan ksedah moden. Tok tok guru yg bukak Pusat Rawatan Islam pun kantoi. " Orang bodoh rajin beramal, orang fasik pandai baca Quran" jelas hadis ini menunjukkan gejala kerosakan pada hari ini.
Bercakap pasal Islam bukan main hebat, tetapi pembuktiannya tiada. "Ulama yg tidak mengamalkan ilmunya terlebih dahulu masuk neraka drpd penyembah berhala" tahu baca hadis tetapi buta untuk melihat kenyataannya. Apatah lagi utk membuktikanmya,
Pak Imam, Ustaz, tuan2 guru, ulama, kemukjizatan Al Quran ditangan kamu, dimana tanggungjawab kamu dlm mendaulatkan keagungan Al Quran?
Jgn tahu baca tetapi buta utk menafsirkan yg tersirat, beratus ribu kitab kuning dahulu kala hanya dari 2 sumber shj Al Quran dan Sunnah. Usah kata nak tafsir, amal pun tidak, macamana Allah SWT dan campak kedlm hati kefahamannya. Hanya baca tafsiran orang lain, pastu berdebat...rosak.
Pesakit kalau tak percaya kaedah Islam jgn dibawa dan jgn dicuba2. Bila tidak sembuh, kamu kecewa dan hilang kepercayaan, sedang ianya berpunca dari hati kamu yg mensyirikkanNya. Bagaimana Dia nak mengabulkan Doa kamu, kamu ada Tuhan selain Dia!!!

Saturday, September 19, 2015

Berwuduk mampu hindarkan penyakit

Pintu masuk kotoran ke dalam tubuh, salah satunya adalah melalui lubang hidung. Berbagai kotoran dan debu yang beterbangan dan tidak terlihat oleh mata, boleh tersedut masuk ke dalam hidung. Ditambah dengan pencemaran udara yang disebabkan oleh asap kenderaan bermotor. Hal ini boleh menyebabkan kesihatan terganggu. Kerana itu, sebaiknya kita sentiasa menjaga kebersihan hidung dengan cara membersihkannya menggunakan air, iaitu memasukkannya (menghirup) ke dalam hidung kemudian dikeluarkan kembali.

Dalam wudhu disunatkan menghirup air dari hidung dan dikeluarkan melalui mulut. Cara ini adalah cara efektif ISPA (Jangkitan Saluran Pernafasan Akut), TBC, dan kanser secara awal.

Dalam kajian yang dilakukan Muhammad Salim, tentang manfaat kesihatan wudhu, dijelaskan bahawa berwudhu dengan cara yang baik dan benar, maka tubuh seseorang akan terhindar dari segala penyakit. "Sesungguhnya cara berwudhu yang baik adalah bermula dengan membasuh tangan lalu berkumur-kumur, kemudian mengambil air dan menghirupnya ke dalam hidung lalu mengeluarkannya. Langkah ini dilakukan sebanyak tiga kali dan seterusnya. "

Berdasarkan analisisnya, bagi orang yang tidak berwudukwarna hidung mereka pudar dan berminyak. Terdapat banyak kotoran dan debu. Ditambahkanya, rongga hidung mereka itu mempunyai permukaan yang melekit dan berwarna gelap. Adapun orang-orang yang teratur dalam berwudhu, jelas Salim, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak berdebu.

Selain itu, kata dia, jumlah kuman tampak lebih banyak terdapat pada rongga hidung orang yang tidak berwudhu dan itu menjadi tempat pertumbuhan kuman penyakit. Keadaan tersebut akan mempercepatkan pertumbuhan dan penularan penyakit lainnya.

Sementara itu, orang yang sentiasa berwuduk, maka hidung mereka kelihatan bersih dari kotoran dan pertumbuhan mikroorganisma relatif tidak ada.

Penelitian Muhammad Salim ini juga menjelaskan, bahawa orang yang berwudhu dengan memasukkan air ke dalam rongga hidungnya, walaupun hanya sekali, maka hal itu boleh membersihkan hidung dari separuh penyakit.

Terangnya lagi, bila memasukkan air ke dalam rongga hidung sebanyak dua kali, maka dapat menambah pertiga kebersihan. Kemudian, jika memasukkan air sebanyak tiga kali, maka hidung benar-benar bersih dari kuman.

Dari hal yang tampaknya kecil dan bahkan dipandang ringan, ternyata wudhu mengandungi hikmah yang sangat besar manfaatnya bagi kesihatan seseorang. Rasul SAW bersabda: "Sempurnakan wudhu, lakukan istinsyaq, iaitu memasukkan air ke dalam lubang hidung, kecuali jika kamu berpuasa."

Secara ilmiah telah dibuktikan, besarnya manfaat yang boleh dipetik dari wudhu, terutama dalam hal membersihkan lubang hidung. Logiknya, apabila sekali berwudhu dan melakukan istinsyaq, maka hal itu dapat menjaga kebersihan hidung hingga 3-5 jam. Dan bila kotor lagi, maka boleh dibersihkan dengan wudhu berikutnya.

Lebih tegas lagi, Muhammad Salim menjelaskan, orang yang rajin berwuduk dengan melakukan istinsyaq dan istintsar (mengeluarkan air dari hidung), kemudian melanjutkannya dengan mendirikan solat, maka hal itu dapat menghilangkan 11 kuman penyakit berbahaya yang ada di dalam lubang hidung, terutama dalam hal gangguan pernafasan, radang paru-paru, panas rumatik, penyakit rongga hidung, dan lain-lain. Sebaliknya, orang yang tidak berwudhu, akan lebih mudah terkena penyakit gangguan pernafasan.

Prof Hembing menambah, hidung merupakan reseptor penciuman (sel-sel olfaktoris) yang lebih peka daripada reseptor pengecap (lidah). Disebutkan, hidung mampu membezakan lebih dari 10 ribu macam bau-bauan.

Saluran nafas atau deria bau terdapat di hidung pada lapisan selaput lendir. Indera ini dapat menerima rangsangan berupa bau atau oflaksi oleh sel pembau. Sel pembau mempunyai hujung-hujung berupa rambut halus, yang dihubungkan dengan urat saraf melalui tulang saringan dan bersatu menjadi urat saraf elfektori menuju pusat pencium bau di otak. Indera ini dapat membantu indera pengecap (lidah) menaikkan selera makan.

Dan bila seseorang terkena influenza (selsema dan flu), maka deria bau akan mengalami gangguan dan akan kurang mampu dalam menerima rangsangan bau. Selain itu, akan berkurang pula selera makannya.

Hembing menambah, hidung boleh menjadi alat penapisan. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut yang berfungsi menapis habuk-habuk yang akan masuk ke dalam hidung bersama dengan udara. Adanya indera pembau dalam rongga hidung boleh menyebabkan gas yang tidak enak baunya dan tidak berguna bagi tubuh akan dapat dielakkan.

Selain itu, tambahnya, hidung juga berfungsi sebagai alat cair. Adanya konka yang permukaannya banyak mempunyai kapilari darah yang menyebabkan udara masuk melalui rongga hidung akan dihangatkan.

Ia menambah, banyak manfaat yang dapat dipetik dari ber-istinsyaq danistintsar ini. Setiap kali orang membersihkan dan membasuh hidung, maka kuman penyakit seperti sinusitis, influenza (selsema dan flu), bronchitis, dan lain akan hilang. Dan faedah yang boleh diambil dari membasuh hidung ini mempunyai makna ganda, yakni untuk kesihatan fizikal dan kesihatan jiwa.

~Fitnah~ via Ibnu Batoota


Para ulama mursyid yang haq akan melihat sesuatu (dengan mata firasat mukmin dengan izin Allah) fitnah (kerosakan) pada umat sebelum ianya berlaku dan mereka akan ingatkan umat akan kerosakannya agar masing-masing selamatkan diri. Orang awam yang tidak dipimpin mursyid pula, mereka akan terlibat dalam fitnah tersebut dan merekalah sebahagian daripada fitnah itu dan mereka akan mencaci maki sesiapa sahaja yang berbeza pendapat dengan mereka termasuklah para ulama dan akan menganggap ulama yang beza pendapat dengan mereka itu sebagai ulama jahat, ulama "tak kaji habis", ulama "tak belajar habis", ulama "tak research dulu sebelum buat statement", ulama "ke laut" dan lain-lain gelaran. Mereka akan hanya sedar mereka dilanda fitnah selepas semuanya sudah rosak dan keadaan tidak dapat diselamatkan lagi. Ketika itu mereka terpaksa menjilat ludah mereka sendiri....
Itulah yang berlaku sejak dulu, dan dulu, dan dulu dan dulu... Dan ia akan terus berlaku sampai sekarang dan sampai kiamat... Tambahan lagi di akhir zaman ni, penuh dengan fitnah Dajjal... Yang putih dikatakan hitam, yang hitam dikatakan pelangi, yang busuk dikatakan kasturi.... Orang yang tiada mursyid, tiada sohbah dengan mursyid, tiada berada di dalam pimpinan mursyid, mereka tidak mungkin selamat dari fitnah ini. Walaupun mereka bergelar ulama.
Kewujudan ulama suu' (jahat) itu memang benar berdasarkan hadis dan ia merujuk kepada ulama yang pengajiannya tidak bersanad, terputus sanad, kosong tasawwuf, melebihkan dunia dari akhirat dan tiada mursyid. Yang mengenal fitnah Dajjal dan mengenal siapa Imam Mahdi hanyalah wali-wali Allah, yang mendampingi mereka hanyalah orang soleh, yang mendampingi orang soleh adalah orang-orang terpilih yang tawadhuk hatinya. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak tahu dirinya merupakan Al-Mahdi. Beliau akan dibaiat oleh para wali yang diberi ilham oleh Allah akan ke khalifahannya.
Oleh sebab itu, mana-mana "gerakan Islam" yang tidak dinusrah (dibantu) oleh golongan Auliyaa' (para wali), maka gerakan itu BATIL. Kerana mereka hanya akan membantu perjuangan Islam yang haq sahaja, yang mirip dengan standard Nubuwwah walaupun berbeza manhaj dan berbeza jemaah di seluruh dunia. Golongan yang haq yang akan bersama Al-Mahdi melawan Dajjal BUKANLAH golongan yang siang malam sibuk mengkaji peristiwa akhir zaman... Itu hanyalah pekerjaan sia-sia.... Tapi yang akan bersamanya ialah mereka yang kini sedang berada di dalam "latihan riadah" untuk bersamanya dan sebagai persediaan bertemu Dajjal.
Mereka tiada senjata, melainkan zikir. Nafas dan pandang mata mereka sudah cukup mencairkan ejen-ejen Dajjal. Tapi untuk membunuh Dajjal, tiada wali bahkan Mahdi sendiri tidak mampu untuk membunuhnya dengan kerohanian, hanya Nabi Isa 'alaihissalam yang layak dan akan membunuhnya dengan pembunuhan rohani, cahaya mata dan zikir nafas berbisa...
"Hanya jauhari mengenal manikam."
Note: Saya bukanlah ulama, jauh sekali mursyid, apatah lagi wali. Tapi saya ada guru mursyid yang saya jadikan rujukan sentiasa walau sekecil perkara. Saya tidak akan menyokong atau menentang sesuatu kecuali dengan perkenan dari mursyid saya.
Note 2: Untuk tahu seseorang guru rohani itu mursyid atau tidak, mereka akan sentiasa bersepakat setuju sesama mereka dalam sesuatu perkara walaupun tidak pernah berjumpa. Kerana kesepakatan mereka itu ilham dari Allah, bukan dari akal, nafsu atau pertolongan teknologi.
note 3: Untuk mencari mursyid, perlu kepada solat hajat dan amalan soleh dan sunnah. Kemudian, hadirilah majlis ulama-ulama soleh. Jika mereka bercakap dan menyeru perkara yang sama dan perasaan tenang bersama mereka dirasai sama. Itulah mursyid. Orang yang melazimi hadir ke majlis para mursyid akan sedar perkara ini dengan mudah. Orang yang selalu lari dari majlis ulama pula akan diharamkan Allah untuk mereka bertemu mursyid.

RAWATAN PESAKIT SIHIR MEMBUNUH DAN SIHIR PEMISAH


15/9/2015 – Jam 9 pm, temujanji dengan pesakit dari Batu Kurau, Perak. Menurut anaknya, ibu mereka (60an) kemungkinan di sihir. Sudah 3 hari lembik dan tidak sedarkan diri serta tidak makan.
Setelah pesakit dibaringkan dan terapi zikir di mulakan, sepertimana biasa pesakit mula keresahan. Tangannya mula menggapai tanganku yang di letakkan di kepalanya untuk mengalirkan arus gelombang pembakar Jin. Lama kelamaan ia meronta untuk melepaskan diri dari genggaman dan cengkaman tanganku. Anak-anaknya mula datang memegang tangan dan kaki ibunya, walaupun sudah berusia dan tidak makan beberapa hari tetapi kekuatannya seperti biasa sahaja kerana bukan lagi dirinya yang sedang bertindak tetapi Jin-Jin di dalam badannya yang sudah mula ketakutan dan gelisah kerana tidak sanggup menghadapi arus gelombang pemusnah yang ternyata memberi impak yg dasyat kepada mereka.
Mulut pesakit seperti membaca mentera……dalam bahasa Siam. Memang benar kerana Batu Kurau berhampiran sempadan Siam dan ini menunjukkan punca utama gangguan pesakit adalah sihir yang dihantar. Mulutnya tersebut minyak tetapi bahasa lain adalah mentera Siam yang kedengaran. Anak-anaknya sendiri pun tak faham bahasa Siam itu.
Pesakit meronta dan terus dengan bacaan menteranya, namun aku mencabar jin-jin ini, “bacalah mentera apa pun, tidak akan ada kesannya padaku” Bunyinya riak tetapi ia bertujuan menyakiti hati jin-jin ini yang makin tersiksa dengan gelombang dari tapak tanganku ini. Aku cuma menyombong dengan orang atau jin yang berlagak pandai dan hebat namun orang atau jin yang merendah diri, aku akan muliakan”.
Aku tekan tempat tertentu untuk menyiksa dan mereka (jin-jin) meraung kesakitan, tidak berdaya melawan dan bertindak balas tidak sepertimana pesakit yg di terapi ruqyah syariiyyah yang bangkit melawan perawat dan tiada langsung tanda ketakutan. Aku tekan dan lepas bagi memberi ruang untuk pesakit bernafas, rupa-rupanya pada masa itulah mereka melarikan diri keluar dari tubuh pesakit. Terdengar perkataan “Jom” dari mulut pesakit, rupanya mereka dah berpakat melarikan diri.
Pesakit mula reda dan melihat kiri kanan pada anaknya dan mula berborak, selepas 3 hari tidak sedarkan diri mungkin ada hilang sedikit ingatan menyebabkan anak-anaknya bertanya “kenal ni sapa”. Bila di angkat, pesakit sudah boleh berdiri dengan di bantu anak-anaknya, dan mereka pulang dengan hati yang puas, tidak sia-sia datang dari jauh untuk merawat ibu yang di kasihi.
16/9/2015 – Selepas Solat Subuh, dihubungi seseorang yang berdialek Trengganu meminta bantuan merawat anaknya. Temujanji di buat dan pesakit dan keluarga datang pada pukul 10 pagi, kehadiran pesakit bersama suami dan di temani bapa pesakit dan jirannya.
Pesakit seorang wanita baharu berkahwin selama 2 minggu dan di hari berikutnya wataknya terus berubah , membenci suaminya dan pernah bertindak melarikan diri. Tetapi oleh kerana dirinya di rasuki jin-jin, maka akalnya normalnya tidak berfungsi seperti biasa kerana seolah tersesat di kawasan elit rumahnya sendiri.
Ini yang menyebabkan ibu bapanya terpaksa datang dari Trengganu untuk membantu menantunya menangani gangguan terhadap anak mereka. Bapa pesakit diberi info tentang saya oleh kenalannya dari Trengganu juga, aliran sama orang kerohanian.
Pesakit ini seorang wanita cantik, namun suaranya garau dan keras serta biji mata yang tajam dan tidak diam . Tidak banyak soal bila di suruh berbaring dengan di temani suaminya. Terapi di mulakan, pesakit kelihatan tenang semasa saya membaca Al Mulk. Bila saya mula menekan tempat tertentu, laungan jeritannya kuat kedengaran sehingga jiran yang selang 2 buah rumah pun datang menjenguk. Tanpa memberi peluang tekanan demi tekanan diteruskan dan jeritan pesakit tidak redha, nampak jelas kelihatan jin-jin di dalam badannya amat tersiksa , menjerit-jerit “sakit….sakit…abang…ayah…sakit”.
Suami dan ayah pesakit memahami situasi kerana pesakit dirasuk sudah 2 minggu. Wataknya berubah 200% dan tidak dapat di kawal. 2 orang Perawat dari Darul Syifa pun di permain dan di ketawakannya. “Bodoh..bahlol” kata Jin, “Ingat ayat-ayat Ruqyah tu boleh bakar aku, apa yang mereka baca, aku pun baca malah lebih banyak hafalan dari perawat baghal ni” . Semasa di rawat “Ostaz” Darul Syifa, mereka meramal dan mereka cerita bebukan. Pesakit (yang dirasuki) makin gah kerana dapat mempermainkan perawat bodoh tu,ini di ceritakan pesakit dalam bebelannya selepas 2 perawat ni pulang tanpa kesudahan, temberang dengan lagak aje lebih, penampilan hebat dengan Jubah serban tetapi ………………
Saya sakit hati bila melihat parut luka di pipi pesakit wanita yang comel berkulit putih akibat cengkaman tangan perawat Darul Syifa ini kerana nak paksa pesakit minum airjampi bodohnya. Memang kerja bodoh, bukan sekali saya melihat perawat ruqyah dari pelbagai perguruan , memaksa pesakit meminum air sakti mereka yang tiada effect apa-apa pun.
Oleh kerana kasihan kan pesakit yg menjerit dengan nada yang tinggi, kelemasan dan kesakitan, saya redakan tekanan dan beri peluang pesakit berehat. Bapa dan suaminya tahu, jin-jin itu belum keluar kerana suara dan mata pesakit serta riak muka tidak menunjukkan perubahan ketara. Rawatan di teruskan kadang baring, kadang duduk dan semasa di beri rehat, pesakit berdiri…semasa berdiri pun bila saya tekan, tiada mampu dia melawan, hanya mampu menjerit dan saya turunkan kembali di perbaringan. Saya beri pesakit peluang berehat dengan membaca Al Mulk dan Surah Yaasin dan didapati pesakit turut sama membacanya dengan mulutnya bergerak mengikuti apa yang saya baca. Memang benarlah, kata ayahnya bahawa Jin-jin itu berkata dari mulut pesakit bahawa mereka memang mermainkan dan memperdaya Perawat Darul Syifa yang akhirnya meninggalkan keluarga ini dengan pesakit yang masih di rasuk. Itu yang menyebabkan bapa pesakit bertanya kawan-kawannya dan di rekomen saya yang kebetulan berada di daerah yang sama.
Rupanya bapanya adalah orang kerohanian juga dari Perguruan Sunan Bonang menurut pesakit yang telah sedar kemudiannya. Setelah pesakit kelihatan tenang, dapat tersenyum dan berbual mesra dengan saya, suami dan ayahnya, rawatan dihentikan dan saya dan ayahnya berbual mengenai hal-hal kerohanian. Beliau nyatanya amat menentang Rawatan Ruqyah yang sememang nya menyeleweng dari aqidah kerana mempercayai ayat-ayat AL Quran berkuasa membakar Jin, malah katanya juga beberapa mursyid di sana juga menentang dan turut berpendapat dengan saya bahawa seorang mursyid yang telah meninggal dunia satu ketika dulu adalah syaitan bertopeng manusia tetapi katanya orang-orang jahil dan berkepentingan terutama yang ada kepentingan duniawi, politik, nama dan sebagainya menolak dan menentang dengan pelbagai alasan yg menidakkan kebenaran. Mereka pulang pada hampir jam 1 tengahari.
Pada jam 5 selepas saya dan keluarga menikmati minum petang, mereka datang kembali…..bila anaknya nampak saya kembali, dia bertindak melarikan diri dan cepat-cepat dipegang ayahnya yang kebetulan bahru keluar kereta…………BERSAMBUNG…...


Sambungan kes sihir pemisah
16/9/2015 - Oleh kerana kasihan utk menyiksa jasad wanita cantik dan baharu bergelar isteri selama 2 minggu, hafaz quran dan akan menyambung pengajian di UK dlm beberapa minggu lagi, saya berpesan kpd ayahnya bhw kes sihir ini bukan semudah sekali rawat terus 100% pulih, dan boleh dtg bila2 masa sekiranya gangguan berulang.
Saya tau jin-jin itu belum keluar sepenuhnya dan pasti menyerang kembali, tetapi memandangkan rumahnya juga di kajang, saya pesan datang je.
Tiba2 menjengok kembali suami pesakit dipagar rumah, "Ustaz, kena lagi..." Saya keluar dan melihat pesakit bersama ibu dan mertuanya, terpandangnya aje wajah saya, dia ketakutan dan berpusing, " nak balik" katanya melarikan diri. Ayahnya yg baru keluar dari kereta terus pegang tangan anaknya, bersama menantunya membawa pesakit masuk dan terus baringkan.
Kali ini saya tak bagi peluang dah. Dengan 2 kalimah syahadah, terus tekan....meraung pesakit dgn suara garaunya. Tekanan diberi sehingga pesakit diam....melihat raut wajahnya yg lembut dan tenang, saya berhenti rehat dan berbual dgn ayahnya. Pesakit pula mulai mesra dgn suaminya.
Suaminya berkata, " ustaz ada lagi ni, tgk matanya" Saya mendekati dan tekan dlm keadaan pesakit duduk. Yg bagusnya bila jin dah lemah dan berkurang, pesakit tidak ketakutan malah menyerah diri utk dirawat. " Sayang lawan" kata suaminya, begitu juga kata ayahnya. Ditekan memang menjerit la.....sampai hilang suaranya saya berhenti.
Nampak la ok tapi lakonan, dia cuba lari masuk rumah, saya tanya," nak kemana tu" dia tersenyum dan berdiri dibucu dinding. Dengan berdiri saya tekan lagi, terus lembik sambil meraung dgn kuatnya. Saya duduk dan baringkan pesakit. Dia ada cakap, " aku nok keluor tapi tok napok jalan. Mung tarik aku keluor" katanya.
Saya buka jalan dan tarik keluar jin2 itu dan pindahkan ke penjara ghaib. Kali ini ada perubahan ketara, dia ceria dan mula bermesra dgn keluarganya...ibunya, mertua dan adik2 nya sementara saya berborak dgn ayahnya.
Kami solat maghrib berjemaah sebelum mereka minta diri utk pulang . Saya pula terus kedapur menikmati makan mlm bersama keluarga.
Dlm 10 minit selepas makan, duduk berehat di luar rumah tempat merawat, terdengar salam........" Ustaz kena lagi..."
Bersambung episod 3


Episod 3 – Sihir Pemisah
“Ustaz …kena lagi” kata suami pesakit.
“Jom kita kesana (rumah pesakit)”, kataku.
“Rawat dulu isteri saya ustaz” kata beliau
Rupa-rupanya semuanya datang kembali selepas keluar dari rumah saya selepas Maghrib tadi. Mereka pergi makan malam dahulu dan baharu pulang kerumah tetapi di pintu masuk kawasan perumahan elitnya, pesakit di rasuki semula.
“Betul kata ustaz, ini jin kawasan tempat tinggalnya, jin sihir dah takde” kata ayah si pesakit. “Baru masuk kawasan pagar ni, belum sampai rumah lagi”
Rawatan di teruskan macam sebelumnya, pesakit memang dapat mengawal dirinya, menyerah untuk di rawat dan bila di “tekan”, jin-jin itu meraung, memang suara garau dan kuat , tak padan dengan tubuh pesakit yg kecil molek. Jin-jin yg baru masuk ini adalah jin-jin dari kawasan rumahnya yg melihat di dalam tubuh pesakit ini sudah kosong dan suka-suka masuk dalam badan pesakit. Ruang kosong yang di tinggalkan jin terdahulu jika tidak di isi dengan Zikrullah, akan mengundang jin-jin lain memasukinya.
Jin-jin ini tidak melihat jin-jin terdahulu di belasah, kalau tidak masakan mereka berani masuk. Rawatan hanya sekejap sahaja, selepas pulih sepenuhnya, ayahnya bertanya macamana nak balik rumah camni….
Saya mencadangkan isi Kuasa Ilmu Pendinding, mereka setuju. Selepas pesakit di mandikan isteri saya, proses memasukkan Kuasa Ilmu Pendinding di lakukan. Saya mengajak mereka pulang dengan menemani mereka bersama menantu saya yang membantu merawat dari mula lagi.
Perjalanan kesana melalui kubur cina dan seterusnya di permulaan kawasan masuk kawasan rumahnya adalah kawasan quari, menyeramkan di malam hari. Sampai di pintu pagar kawasan perumahan elit ni , yg mungkin nilainya RM 700,000, terdapat pokok buloh sepanjang jalan masuk, di kawasan ini pesakit mula di rasuki semula.
Menurut ayah pesakit, di dalam rumahnya juga terdapat penunggu yang mendiami terlebih dahulu rumah ini sebelum di beli. Ayahnya juga bukan sembarangan, Cuma ilmu perangnya takde, hanya boleh melihat sahaja kewujudan makhluk2 halus ini.
Sampai di hadapan rumahnya, pesakit tenang sahaja. “Ok je” kataku. “Mungkin dah pakai ilmu kuasa pendinding tadi” kata suami pesakit. Pesakit masih di dalam kereta saya, yang di pandu menantu saya dan pesakit dan suaminya di belakang. Tetiba suaminya berkata, “Ustaz…tu”. Saya melihat pesakit dan menghampiri……tetiba dia meraung dengan kuat seperti kena tekan macam tadi. Saya terus tekan dan sentap keluar jin-jin itu.
“Jom masuk rumah” kataku, “Saya nak keluarkan yang ada kat dalam rumah dahulu”. Satu rumah saya tembak dengan aura pemusnah mengikut Gerak yang Di Gerakkan Dia. Menantu saya buat di luar, datang jiran memberitahu bahawa tadi siang semasa mereka tiada, dia lihat pesakit duduk di beranda sorang diri, diam aje. Jiran itu pun tahu bukan dia (pesakit) sebab nampak mereka keluar dan belum pulang.
Tetiba…ibu pesakit nampak semacam dan mula muntah-muntah……Pesakit juga mula nampak rimas dan mata melilau…..jeng jeng jeng….serangan bermula dari dalam rumah pula.


Episod 4 - Sihir Pemisah
Ibu pesakit muntah tiba2.... kuat menarik keluar muntah dan angin dari badan. Ini semua jin2 dlm rumah yg berkumpul dlm badannya dari mula dtg menengok anaknya yg sakit ni. Ayahnya mula merawat siibu, menarik keluar dgn gerak ....boleh merawat juga....
Ini sama mcm kes bakal mertua anak sedara saya yg dtg ziarah satu ketika dulu. Menyewa dikawasan elit juga dikajang. Dirasuki semasa dirumah, berdepan dgn saya, memggigil2 dan menangis tiba2. Dan tiba2 juga baik sendiri. Tak mampu jin2 yg merasuki pesakit yg berdepan dgnku duduk lama2... keluar sendiri sebelum aku buat apa2 pun. Bila menziarahi mereka ditrengganu sempena kenduri kahwin, saya diminta kerumah abangnya yg sulong, seorang tua guru disitu. Tuan Guru itu bertanya, " apa rahsia kamu sehingga ditakuti para jin?" Aku menjawab, " 2 kalimah syahadah" shj.
Pucat muka tuanguru itu," ini Syahadah Tokku Paloh" dia ngesahkan. Ilmu Gerak Faqir Sunan Kalijaga juga disahkan oleh Sunan Kalijaga sendiri melalui mimpi seorang wanita dari trengganu. Beliau telefon dan berkata, " semlm saya mimpi Sunan Kalijaga, dia berkata aku yg ijazahkan Gerak Faqir kpd Hj. Wan Zul Al Qubra". Dia search google dan jumpa blogku.
Pesakit pula mula tunjuk reaksi semacam, jin dari tubuh ibunya memasukinya pula. Bila ditekan, meraungla....sekejapan shj. Pesakit minta saya buang yg ada kat mulutnya. Bila saya tekup dagunya dan biar mulutnya terbuka, badannya menggigil kencang, meraung lagi...jin2 itu keluar dari mulut. Saya buat berkali2 sehingga pesakit dah rasa mukanya ringan.
Saya melihat ibunya yg mengadap saya, " menyampah aku tengok ustaz ni" katanya. "Hah...tak puashati ke?" Kataku kpd jin- jin yg ketakutan tu. Dia mula muntah lagi. Mereka keluar sendiri, tak perlu ku sentuh pun.
Ku biarkan siayahnya merawat siibu, baru ku tahu dia juga boleh merawat. Baru ku nampak kenapa dia amat menghormatiku dan menyarankan anak menantunya menjadi muridku......ibarat " hanya jauhari mengenal manikam". Duduk depan mata lihat sendiri. Tiada bacaan ruqyah, tiada guna herba bukan2, tiada air sakti, ku hanya berzikir dihati dan menekan jari ke tempat duduk jin.
Sambil2 baca surah Al Mulk. Yaasin dgn hafalan bukan baca kitab@buku, buek malu yo.....kalau beramal belum istiqomah, sambungla beramal sampai diterima amalam itu dan Allah redha dgn kamu.
Ku minta diri bila melihat siibu dan sianak sudah ok. Jam sudah pukul 1....esok mahu kerja ma. Apa2 kalau ada lagi, beritahu je.
Sampai saat ini, tiada apa2 berita. Mlm ni ku sedang menunggu kes kedua sihir pemisah yg dah 15 tahun .
TAMMAT

Wednesday, September 9, 2015

Pengertian Jinayat



Bab 1 : Pengertian Jinayat

Jinayah menurut fuqaha' ialah perbuatan atau perilaku yang jahat yang dilakukan oleh seseorang untuk mencerobohi atau mencabul kehormatan jiwa atau tubuh badan seseorang yang lain dengan sengaja.
Penta`rifan tersebut adalah khusus pada kesalahan-kesalahan bersabit dengan perlakuan seseorang membunuh atau menghilangkan anggota tubuh badan seseorang yang lain atau mencederakan atau melukakannya yang wajib di kenakan hukuman qisas atau diyat.
Kesalahan-kesalahan yang melibatkan harta benda, akal fikiran dan sebagainya adalah termasuk dalam jinayah yang umum yang tertakluk di bawahnya semua kesalahan yang wajib dikenakan hukuman hudud, qisas, diyat atau ta`zir. 

Faedah dan manafaat daripada Pengajaran Jinayat :-

1) Menjaga keselamatan nyawa daripada berlaku berbunuhan sesama sendiri dan sebagainya
2) Menjaga keamanan maruah di dalam masyarakat daripada segala fitrah tuduh-menuduh.
3) Menjaga keamanan maruah di dalam harta benda dan nyawa daripada kecurian, ragut dan lain-lain.
4) Berhubung dengan keamanan negara dan menyelenggarakan keselamatan diri.
5) Perkara yang berhubung di antara orang-orang Islam dengan orang-orang kafir di dalam negara Islam Pembunuhan




Bab 2 : Bentuk Hukuman Yang Dikenakan Ke Atas Penjenayah

Mengikut peruntukan hukum syara` yang disebutkan di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadith dan yang dikuatkuasakan dalam undang-undang jinayah syar`iyyah, penjenayah-penjenayah yang didakwa di bawah kes jinayah syar`iyyah apabila sabit kesalahannya di dalam mahkamah wajib dikenakan hukuman hudud, qisas, diyat atau ta`zir.
Hukuman-hukuman ini adalah tertakluk kepada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh penjenayah-penjenayah tersebut. 

1. Hukuman Hudud

Hukuman hudud adalah hukuman yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadith. Hukuman hudud ini adalah hak Allah yang bukan sahaja tidak boleh ditukar ganti hukumannya atau diubahsuai atau dipinda malah tidak boleh dimaafkan oleh sesiapapun di dunia ini. Mereka yang melanggar ketetapan hukum Allah yang telah ditentukan oleh Allah dan RasulNya adalah termasuk dalam golongan orang yang zalim. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Dan sesiapa yang melanggar aturan-aturan hukum Allah maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Surah Al-Baqarah, 2:229).
Kesalahan-kesalahan yang wajib dikenakan hukuman hudud ialah:

a) Berzina, iaitu melakukan persetubuhan tanpa nikah yang sah mengikut hukum syara`.
b) Menuduh orang berzina (qazaf), iaitu membuat tuduhan zina ke atas orang yang baik lagi suci atau menafikan keturunannya dan tuduhannya tidak dapat dibuktikan dengan empat orang saksi.
c) Minum arak atau minuman yang memabukkan sama ada sedikit atau banyak, mabuk ataupun tidak.
d) Mencuri, iaitu memindahkan secara sembunyi harta alih dari jagaan atau milik tuannya tanpa persetujuan tuannya dengan niat untuk menghilangkan harta itu dari jagaan atau milik tuannya.
e) Murtad, iaitu orang yang keluar dari agama Islam, sama ada dengan perbuatan atau dengan perkataan, atau dengan i`tiqad kepercayaan.
f) Merompak (hirabah), iiatu keluar seorang atau sekumpulan yang bertujuan untuk mengambil harta atau membunuh atau menakutkan dengan cara kekerasan.
g) Penderhaka (bughat), iaitu segolongan umat Islam yang melawan atau menderhaka kepada pemerintah yang menjalankan syari`at Islam dan hukum-hukum Islam. 


2. Hukuman Qisas

Hukuman qisas adalah sama seperti hukuman hudud juga, iaitu hukuman yang telah ditentukan oleh Allah di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadith. Hukuman qisas ialah kesalahan yang dikenakan hukuman balas.
Membunuh dibalas dengan bunuh (nyawa dibalas dengan nyawa), melukakan dibalas dengan melukakan, mencederakan dibalas dengan mencederakan.
Kesalahan-kesalahan yang wajib dikenakan hukuman qisas ialah:
a) Membunuh orang lain dengan sengaja.
b) Menghilangkan atau mencederakan salah satu anggota badan orang lain dengan sengaja.
c) Melukakan orang lain dengan sengaja. Hukuman membunuh orang lain dengan sengaja wajib dikenakan hukuman qisas ke atas si pembunuh dengan dibalas bunuh. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kamu menjalankan hukuman qisas (balasan yang seimbang) dalam perkara orang-orang yang mati dibunuh." (Surah Al-Baqarah, 2:178)
Hukuman menghilangkan atau mencederakan salah satu anggota badan orang lain atau melukakannya wajib dibalas dengan hukuman qisas mengikut kadar kecederaan atau luka seseorang itu juga mengikut jenis anggota yang dicederakan dan dilukakan tadi.
Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Dan Kami telah tetapkan atas mereka di dalam kitab Taurat itu, bahawasanya jiwa dibalas dengan jiwa, dan mata dibalas dengan mata, dan hidung dibalas dengan hidung, dan telinga dibalas dengan telinga, dan gigi dibalas dengan gigi, dan luka-luka juga hendaklah dibalas (seimbang). Tetapi sesiapa yang melepaskan hak membalasnya, maka menjadilah ia penebus dosa baginya. Dan sesiapa yang tidak menghukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Surah Al-Ma'idah: 45)


3. Hukuman Diyat

Hukuman diyat ialah harta yang wajib dibayar dan diberikan oleh penjenayah kepada wali atau waris mangsanya sebagai gantirugi disebabkan jenayah yang dilakukan oleh penjenayah ke atas mangsanya. Hukuman diyat adalah hukuman kesalahan-kesalahan yang sehubungan dengan kesalahan qisas dan ia sebagai gantirugi di atas kesalahan-kesalahan yang melibatkan kecederaan anggota badan atau melukakannya.
Kesalahan-kesalahan yang wajib dikenakan hukuman diyat ialah:
a) Pembunuhan yang serupa sengaja.
b) Pembunuhan yang tersalah (tidak sengaja).
c) Pembunuhan yang sengaja yang dimaafkan oleh wali atau waris orang yang dibunuh. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Maka sesiapa (pembunuh) yang dapat sebahagian keampunan dari saudaranya (pihak yang terbunuh) maka hendaklah (orang yang mengampunkan itu) mengikut cara yang baik (dalam menuntut ganti nyawa), dan si pembunuh pula hendaklah menunaikan (bayaran ganti nyawa itu) dengan sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu serta satu rahmat kemudahan. Sesudah itu sesiapa yang melampaui batas (untuk membalas dendam pula) maka baginya azab siksa yang tidak terperi sakitnya." (Surah Al-Baqarah, 2:178) 


4. Hukuman Ta`zir 

Hukuman ta`zir ialah kesalahan-kesalahan yang hukumannya merupakan dera, iaitu penjenayah-penjenayah tidak dijatuhkan hukuman hudud atau qisas. Hukuman ta`zir adalah hukuman yang tidak ditentukan kadar atau bentuk hukuman itu di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadith.
Hukuman ta`zir adalah dera ke atas penjenayah-penjenayah yang telah sabit kesalahannya dalam mahkamah dan hukumannya tidak dikenakan hukuman hudud atau qisas kerana kesalahan yang dilakukan itu tidak termasuk di bawah kes yang membolehkannya dijatuhkan hukuman hudud atau qisas.
Jenis, kadar dan bentuk hukuman ta`zir itu adalah terserah kepada kearifan hakim untuk menentukan dan memilih hukuman yang patut dikenakan ke atas penjenayah-penjenayah itu kerana hukuman ta`zir itu adalah bertujuan untuk menghalang penjenayah-penjenayah mengulangi kembali kejahatan yang mereka lakukan tadi dan bukan untuk menyiksa mereka.



Bab 3 : Tujuan Hukuman Hudud, Qisas, Diyat dan Ta'zir

Hukuman hudud, qisas, diyat dan ta`zir diperuntukkan dalam qanun jinayah syar`iyyah adalah bertujuan untuk menjaga prinsip perundangan Islam yang tertakluk di bawahnya lima perkara: 

1. Menjaga agama, iaitu menjaga aqidah orang-orang Islam supaya tidak terpesong dari aqidah yang sebenar dan tidak menjadi murtad. Orang yang murtad akan disuruh bertaubat terlebih dahulu dan sekiranya dia enggan bertaubat maka hukuman bunuh akan dikenakan ke atas mereka. Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:
"Sesiapa yang menukar agamanya (murtad), maka bunuhlah dia." (Riwayat Bukhari) 

2. Menjaga nyawa, iaitu menjaga jiwa seseorang dari dibunuh termasuklah menjaga anggota tubuh badan seseorang dari dicederakan atu dirosakkan. Sesiapa yang membunuh manusia atau mencederakan anggota tubuh badan mereka itu dengan sengaja wajib dijatuhkan hukuman qisas atau diyat sebagaimana firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Dan di dalam hukum qisas itu ada jaminan hidup bagi kamu, wahai orang-orang yang berakal fikiran supaya kamu bertaqwa." (Surah Al-Baqarah, 2:179) 

3. Menjaga akal fikiran, iaitu memelihara akal fikiran manusia dari kerosakan disebabkan minum arak atau minuman-minuman yang memabukkan. Mereka yang meminum arak wajib dijatuhkan hukuman sebat tidak lebih dari lapan puluh kali sebat sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Saiyidina Ali di dalam sebuah hadith yang bermaksud:
"Rasulullah s.a.w. telah menyebat orang yang minum arak sebanyak empat puluh kali sebat, dan Saiyidina Abu Bakar telah menyebat empat puluh kali sebat juga, dan Saiyidina Umar menyebat sebanyak lapan puluh kali .

4. Menjaga keturunan, iaitu memelihara manusia dari melakukan perzinaan supaya nasab keturunan, perwalian dan pewarisan anak-anak yang lahir hasil dari persetubuhan haram itu tidak rosak. Orang yang melakukan perzinaan wajib dijatuhkan hukum sebat dan rejam sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. dalam hadithnya yang diriwayatkan daripada `Ubadah bin As-Somit r.a. yang bermaksud:
"Ambillah peraturan daripada aku, ambillah peraturan daripada aku. Sesungguhnya Allah telah memberi jalan untuk mereka. Perawan dengan jejaka yang berzina hukumannya disebat sebanyak seratus kali sebat, dan dibuang negeri selama setahun. Dan janda dengan janda yang berzina hukumannya disebat sebanyak seratus kali sebat dan direjam." (Riwayat Muslim dan Abu Daud) 

5. Menjaga harta benda, iaitu memelihara harta benda manusia dari dicuri dan dirompak dengan menjatuhkan hukuman potong tangan ke atas pencuri, dan menjatuhkan hukuman mati atau potong tangan dan kaki kedua-duanya sekali atau dibuang negeri ke atas perompak. Hukuman ini tertakluk kepada cara rompakan itu dilakukan sebagaimana firman Allah s.w.t. yang bermaksud:
"Dan orang lelaki yang mencuri dan perempuan yang mencuri maka (hukumannya) potonglah tangan mereka sebagai satu balasan dengan sebab apa yang mereka telah usahakan, (juga sebagai) suatu hukuman pencegah dari Allah. Dan (ingatlah) Allah maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." (Surah Al-Ma'idah: 38)
Firman Allah s.w.t. lagi yang bermaksud:
"Sesungguhnya balasan orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya serta melakukan bencana kerosakan di muka bumi (melakukan keganasan merampas dan membunuh orang di jalan ) ialah dengan balasan bunuh (kalau mereka membunuh sahaja dengan tidak merampas), atau dipalang (kalau mereka membunuh dan merampas), atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan berselang (kalau mereka merampas sahaja, atau dibuang negeri (kalau mereka hanya mengganggu ketenteraman awam). Hukuman yang demikian itu adalah suatu kehinaan di dunia bagi mereka, dan di akhirat kelak mereka beroleh azab siksa yang amat besar." (Surah Al-Ma'idah: 33)