Sunday, November 17, 2013

KETIKA JIN TIDAK TAKUT PADA ORANG YANG BACA AL QURAN

Oleh : pak Agus Balung


Sering kita jumpai dalam realita kehidupan bahwa banyak orang yang membaca al qur’an tapi masih bisa diganggu oleh jin. Lalu sering pula kita saksikan dalam tayangan dunia lain atau uji nyali alam gaib, peserta uji nyali malah keder atau ketakutan walaupun sudah membacanya ayat ayat Qur’an misalnya ayat kursyi, surat yasin, atau surat surat yang lain. Apakah Al Qur’an sudah tidak ampuh lagi? Atau jin setan sudah kebal terhadap bacaan Al Qur’an?

Fenomena ini sering terjadi dan kadang sering membuat orang-orang menjadi galau, menjadi tidak percaya lagi pada ayat-ayat Al Qur’an, dan akhirnya malah lari dari ayat-ayat Al Qur’an, dan malah mencari selain ayat-ayat Al Qur’an karena iming-iming yang luar biasa dari suatu amalan atau mantera atau ajian tertentu yang bila diamalkan atau akan bisa mengalahkan bahkan mengendalikan jin setan. Bahkan kadang dengan bisa mengendalikan jin ada bonus lain, misalkan rejeki lancar atau kaya, bisa sakti atau di hormati orang lain, bisa mempengaruhi orang lain dan banyak lagi bonus yang memanjakan nafsu anak manusia.

Hal-hal tersebut sangat tidak baik apalagi jika ditonton oleh anak kecil yang masih bersih.

Bila anak-anak kecil menonton hal tersebut pasti akan mempertanyakan kenapa jin tidak takut pada orang yang membaca ayat-ayat Al Qur’an, lebih parah lagi jika sudah menonton tayangan pemburu hantu, pasti dalam benaknya tertanam bahwa orang-orang yang bisa mengalahkan atau mengusir hantu atau jin harus dengan acara mengeluarkan tenaga dalam dan lain sebagainya.

Mungkin anda pernah mendengar ketika ada orang yang kesurupan dan coba diobati atau dibacakan ayat kursyi tapi jin dalam tubuh orang yang kesurupan tersebut malah mentertawakan dan bahkan menyalahkan tajwid dan mengajari ngaji.

Pernah suatu ketika ada kejadian didekat rumah teman yang biasa kami jadikan tempat untuk dzikir. Didekat rumah teman tersebut terjadi kesurupan. Orang-orang yang ada dirumah tersebut mencoba menolong dan membacakan ayat kursyi namun malah ditertawakan karena tajwidnya salah dan malah diajari ngaji yang benar oleh jinnya.



Karena gaduh teman saya keluar rumah. Setelah tahu bahwa terjadi kesurupan, teman saya menyuruh orang yang kesurupan untuk dibawa masuk kedalam rumahnya, dan dibawalah orangyang kesurupan itu masuk keruma teman, namun baru sampai didepan pintu halaman saja jinnya sudah meronta dan pamitan mau kabur dan benar orang yang kesurupan tersebut akhirnya sadar hanya dibawa masuk kehalaman rumah teman saja.

Hal-hal tersebut terjadi adalah karena imannya tidak seratus persen untuk Allah. Ada beberapa bagian imannya yang diberikan untuk selain Allah, jin setan misalnya. Jika orang tersebut percaya bahwa jin setan mempunyai kekuatan dan bisa mencelakakan seseorang maka jin dan setan akan masuk kedalam tubuh orang tersebut dan menguasainya. Dan bila sudah menguasai tentu saja akan dibuat semua bergantung pada mereka, dan tidak pada Allah.

Orang yang beriman sudah pasti tidak akan memberi ruang dalam hatinya untuk selain Allah.

Dia tidak takut pada gangguan jin atau setan karena ia bersama Allah dan yakin bahwa jin atau setan itu lemah. Orang yang beriman atau yakin kepada Allah, apa yang ia ucapkan semua didasari oleh iman, iman kepada Allah.

Orang yang beriman tidak akan pernah bermain-main dengan jin atau setan seperti para dukun atau paranormal itu. Dalam kasus orang kesurupan yang saya ceritakan diatas, insya Allah karena iman. Rumah orang yang beriman ditakuti oleh jin. Tidak perlu menggunakan ayat-ayat Al Qur’an untuk mengusir jin seperti pada kasus diatas.



Percuma saja membaca ayat-ayat Al Qur’an bila ada rasa takut kepada selain Allah. Jin atau setan hanya takut pada orang yang benar-benar takut kepada Allah bukan takut kepada mereka.

Takut kepada Allah berarti mempunyai iman dan takut pada jin dan setan berarti tidak beriman.

Percuma saja mengaji setiap hari atau menjalankan syariat islam bila hatinya tidak islam.

Percuma saja mengaji tapi ngajinya bukan sebagai amal ibadah namun hanya untuk mempertahankan atau memperdalam ilmunya yang berkolaborasi dengan jin atau setan.

Percuma saja orang beribadah tapi tujuannya bukan Allah. Sesungguhnya antara iman dan syirik adalah sangat tipis. Disinilah orang sering tertipu.

Baju muslim, kefasihan berbahasa Arab, kepanjangan janggut, dan ornamen islam lainnya bukanlah ukuran iman seseorang.

Lamanya mondok atau belajar agama tidak menjamin ketebalan iman seseorang. Bahkan gelar ustadz atau kyai tidak menjamin seseorang beriman kepada Allah.



Sering terjadi kesalahan fatal dalam melihat keimanan seseorang dalam masyarakat. Belum tentu orang yang tidak fasih Al Qur’an imannya tipis.



Belum tentu orang yang berpakaian ala kadarnya dan jauh dari baju gamis dan surban itu tidak beriman.

Bila ada orang membaca Al Qur’an namun tanpa di dasari iman, tentu saja jin atau setan akan menertawainya sefasih apapun dia.



Namun walaupun seseorang yang tidak fasih namun beriman, dia akan ditakuti jin dan setan.

Orang yang beriman, insya Allah segala tindak tanduknya akan ditakuti oleh jin atau setan walaupun dalam tidur sekalipun, karena tidurnya orang beriman adalah ibadah, sedangkan tidurnya orang yang tidak beriman dan bodoh tidak akan ditakuti walaupun orang tersebut dalam keadaan menjalankan ibadah.

Orang beriman itu tentu saja akan menjalankan syariat islam sepenuhnya. Dia tidak mungkin keluar dari syariat karena syariat adalah pagar yang akan melindungi dia dari terkaman nafsu setan yang banyak bekeliaran diluar pagar syariat dan akan membawa kepada jalan dosa yang tentu saja dibenci oleh Allah.

Semoga bermanfaat .