ANTARA ALIRAN DAN
AMALAN,ANTARA RITUAL DAN IBADAH
“WANITA BERSUAMI YANG
MASIH MENGEMBAN FUNGSI TANGGUNGJAWAB RUMAH TANGGANYA,SEBAIKNYA JANGAN IKUT
ORGANISASI TAREKAT”
Pernah
mendengar kata-kata tersebut diatas? Atau justru anda adalah pelaku/pengamal
Tarekat fanatik dari salah satu organisasi Tarekat? Atau masih samar-samar akan
pengetahuan tentang Tarekat ?
Maka bagi anda yang benar-benar belum mengetahui tentang ilmu Tarekat,semoga
tulisan ini dapat mengawali pengetahuan tentang hal itu.Dan bagi yang telah
familier serta rajin menjalankan amalan-amalan Tarekat,bahkan aktif dalam
organisasi ketarekatan ,maka semoga paparan berikut dapat semakin mengisi
cakrawala ilmu pengetahuan ketarekatan.Sementara bagi yang masih samar-samar
atau setengah-setengah dalam pengetahuan tentang Tarekat,maka semoga penjabaran
berikut ini dapat menambah pengetahuan serta dapat menjadikan
inspirasi,alternatif dan memperbanyak amalan shalihan dalam rangka beribadah
mengabdi kepada Tuhannya.
ANTARA REALITA DAN PROBLEMATIKA
Sepertinya
telah sering kita saksikan disekitar kehidupan kita,baik melalui media maupun
menyaksikan langsung ,banyak sekelompok umat tampak menjalankan ritual
keagamaan tertentu secara berjama’ah dengan khidmat berdzikir
menggeleng-gelengkan kepala dengan cepat,ke kanan ke kiri,ke atas ke
bawah,kemudian seluruh badan dan kepala terselubung rapat oleh kerudung/kain
putih seraya tak lepas jari-jemarinya menghitung bulir-bulir tasbih diiringi
gemuruh gumam do’a dan sholawat hingga ribuan kali.Begitu khusyu’ dan
berkonsentrasi tinggi tanpa peduli dengan urusan lain.Sementara sering kita
lihat di media ketika pemerintah mengumumkan penentuan hari Raya Iedul Fitri
ataupun Hari Raya Qurban,maka ada jama’ah Tarekat tertentu di wilayah
Aceh,Sumatera Barat,Sulawesi dan wilayah lainnya ada yang merayakannya dua hari
sebelum maupun ada yang merayakan dua hari setelah penentuan yang ditetapkan
oleh pemerintah.Begitulah berbagai ragam cara-cara manusia berlomba-lomba
mereguk amal,menyembah,mengabdi dan mencari jalan menuju kepada Sang Khalik.
Saat-saat hari tertentu jama’ah tarekat mengadakan pengajian yang dibimbing
oleh seorang guru atau syeikh.Kesan execlusive tampak kental mewarnai jama’ah
ini dengan berpakaian/gamis serba hitam,kelompok lainnya ada yang
putih-putih,dan sebagainya.Di Indonesia kelompok jama’ah tarekat terbilang
berciri moderat atau lebih tampak menampilkan acara-acara ritual yang damai dan
cenderung berkonsentrasi di tempat-tempat yang jauh dari hiruk pikuk kota.Namun
di sebagian wilayah negara di Timur Tengah,kelompok jama’ah tarekat banyak yang
melaksanakan ritual ekstrim di keramaian orang banyak,seperti ritual
mencambuk-cambuk/melukai badannya sendiri hingga berdarah.
“WANITA BERSUAMI YANG MASIH MENGEMBAN FUNGSI TANGGUNGJAWAB RUMAH
TANGGANYA,SEBAIKNYA JANGAN IKUT ORGANISASI TAREKAT”
Bagi sebagian kelompok umat,pelaksanaan Tarekat telah menjadi
amalan baku dan dapat menjalani dengan lancar tanpa masalah.Hal tersebut terutama
bagi insan-insan berkeluarga yang benar-benar telah memahami ilmu pengetahuan bertarekat.Namun
bagi kelompok keluarga yang diantara anggota keluarga tersebut ada yang tidak
setara ilmu pengetahuan Tarekatnya,maka akan banyak menimbulkan masalah,apalagi
bagi yang hanya sekedar ikut-ikutan atau hanya karena faktor diajak pengajian
oleh rekannya namun tidak tahu kalau kelompok pengajian yang diikutinya
tersebut adalah pengajian dari salah satu organisasi Tarekat.Hal ini lazim
terjadi ditengah-tengah keluarga kita dan di sekitar lingkungan kita,biasanya
ibu-ibu/istri kita begitu antusias mengikuti ajakan rekan tetangga atau teman
maya mengikuti pengajian pada seorang guru/Syeikh ke suatu tempat jauh kadang
diluar kota hingga harus menginap,meninggalkan anak/suami.Begitu pulang
langsung hari-hari disibukkan dengan bacaan-bacaan wirid sekian ribu kali,puasa
ini,puasa itu hingga sering terjadi problem rumah tangga karena suami kesal
sang istrinya banyak lalai/meninggalkan tanggung jawab fungsi sebagai ibu rumah
tangga yang semestinya.Keluarga,Anak tak diperhatikan/terurus namun sibuk
dengan ritual-ritual yang diperintahkan oleh sang guru/Syeikhnya tersebut,yang
harus diamalkan setiap hari.Demikian juga sebaliknya ada suami yang
meninggalkan keluarganya berhari-hari terlantar tanpa back up dan kompromi yang
jelas dalam perkara yang sama.
Maka sebaiknya bagi wanita bersuami/ibu rumah tangga yang
kapasitas dan tanggung jawabnya sangat dibutuhkan untuk keluarga,semestinya
janganlah larut sibuk atau ikut menjadi anggota jama’ah Tarekat dengan sibuk
mengamalkan ritual-ritual setiap harinya tanpa ijin dan kompromi dengan
keluarga/ suami.Sebab jika hal demikian tetap dilakukan dengan alasan
keyakinan/keimanan menurut prasangka pribadi sendiri,maka sungguh akan banyak
mendapatkan mudharat daripada manfaat yang lebih besar.Ibarat menangguk air
dengan keranjang bolong.
Sementara disisi lain sangat disayangkan beberapa
guru/Syeikh (tidak semua-red.), yang berorganisasi dan menjalankan/memimpin
Tarekat,dengan banyak anggota/jama’ahnya namun tidak melakukan evaluasi atau
seleksi ter-metodis kepada anggotanya apakah kondisinya sedang memikul tanggung
jawab dalam keluarganya atau tidak ,malah kadang langsung main “Bai’at”
saja,tanpa memberikan informasi yang jelas dan terstruktur akan organisasi
tarekat yang dipimpinnya.Kadang tak ditanya apakah hanya ikut-ikutan atau
karena telah berpengetahuan.Atau setidaknya ditolak secara edukatif pada calon
jama’ahnya dengan mengatakan,
“Ibu,Jika ibu masih banyak tugas dan tanggung jawab dalam keluarga,masih
menyusui,masih ngurusi pekerjaan rumah tangga,masih ngurusi anak/
suami,silahkan ibu pulang kembali dan amalkan tarekat bersama keluarga saja
dirumah,sebab melaksanakan tugas dan kewajiban seorang istri,taat dan mematuhi
suami adalah sama dengan bertarekat juga.”
Ini baru guru/Syeikh mursyid yang bijak.Cobalah
renungkan perkara ini.
Baik sobat budiman Nusantara,
Mari kita dalami pengetahuan tentang TAREKAT
ini.Tulisan ini aku persembahkan kepada ikhwan fillah sebangsa setanah air
dalam maksud menambah cakrawala pengetahuan dan pemahaman akan nlai-nilai agama
agar dapat menjadikan referensi,inspirasi,penambah keimanan dan kecerdasan
pikir dalam menjalani kehidupan,beribadah mengabdi kepada Sang Maha Pencipta.Dan
tulisan ini tersusun dan terangkum berdasarkan
pengamatan,pengalaman,pengelanaan.mengaji langsung ,serta digali dari berbagai
sumber.
MAKNA TAREKAT
TINGKATAN KEILMUAN AGAMA (Maqam
Al-Ilm Al-Islam)
Dalam
Islam telah dikenal adanya jenjang derajat keilmuan agama yakni :
-Syareat – Tareqat – Haqeqat
(sedang Ma’rifat adalah bukan jenjang keilmuan agama seseorang secara standar,
melainkan merupakan pangkat (maqam) execlusive pemberian Tuhan kepada hamba-Nya
tertentu yang dikehendaki-Nya).
Syareat adalah dimensi perundang-undangan dasar,(S.O.P),sedangkan Tareqat
adalah dimensi pengamalannya,sementara Haqeqat (kebenaran) adalah dimensi titik
tujuan yang dapat membuka kesadaran pemahaman secara global,atau tingkatan yang
dapat mejadikan orang memahami makna kehidupan dan agama.Syariat laksana baju
sedangkan hakikat ibarat badan.
Jika
dianalogikan ke dalam tataran bahasa disiplin ilmu,maka Syareat merupakan ilmu
Praktis,Tarekat adalah Metodologis,Haqeqat adalah Teoritis,sedangkan maqam
Ma’rifat adalah dimensi Filosofis.
Imam Malik mengatakan bahwa seorang mukmin sejati adalah orang yang mengamalkan
syariat dan hakikat secara bersamaan tanpa meninggalkan salah satunya.Adagium
populer : “Hakikat tanpa syariat adalah kepalsuan, sedang syariat tanpa hakikat
adalah sia-sia.” Imam Malik berkata, “Barangsiapa bersyariat tanpa berhakikat,
niscaya ia akan menjadi fasik. Sedang yang berhakikat tanpa bersyariat, niscaya
ia akan menjadi zindik.Barangsiapa menghimpun keduanya [syariat dan hakikat],
ia benar-benar telah berhakikat.”
*Syariat adalah hukum-hukum atau aturan-aturan dari Allah yang disampaikan oleh
Nabi untuk dijadikan pedoman kepada manusia, baik aturan ibadah maupun yang
lainnya. Apa yang tertulis dalam Al-Qur’an hanya berupa pokok ajaran dan
bersifat universal, karenanya Nabi yang merupakan orang paling dekat dengan
Allah dan paling memahami Al-Qur’an menjelaskan aturan pokok tersebut lewat
ucapan dan tindakan Beliau, para sahabat menjadikan sebagai pedoman kedua yang
dikenal sebagai hadist. Ucapan Nabi bernilai tinggi dan masih sarat dengan
simbol-simbol yang memerlukan keahlian untuk menafsirkannya.
Tarekat
berasal dari kata “Toro – Thariqah” yang berarti jalan.Tarekat adalah
jalan-jalan yang ditempuh para sufi sebagai jalan yang berpangkal dari syariat
sebab jalan utama disebut syar’, sedangkan anak jalan tersebut thariq. Kata
turun ini menunjukkan bahwa bagi para sufi, dimensi keruhanian merupakan cabang
dari jalan utama yang terdiri dari hukum ilahi, tempat berpijak bagi setiap
muslim. Tidak mungkin jika ada anak jalan /gang,bila tidak ada jalan utama
tempat berpangkal.Dimensi kebatinan seseorang tidak mungkin diraih bila
perintah syariat yang mengikat itu tidak ditaati.
Jika seorang yang mengaku muslim namun hanya sekedar menjalankan perintah agama
secara standar saja,(asal memenuhi kewajiban),maka ia dalam katagori bersyareat
saja.Sedangkan bagi seseorang yang telah berpengetahuan syareat kemudian ingin
meningkatkan qualitas ibadahnya serta berniat ingin mencari jalan mendapatkan
ridho Tuhan maka ia telah memasuki tahapan kedua dalam agama yakni
ber-TAREKAT.Inilah jalan yang harus ditempuh oleh seorang calon sufi agar ia
berada sedekat mungkin dengan Allah.
Namun jika seseorang yang mengaku muslim hanya menjalankan tarekat saja dengan
mengabaikan Syareat,maka itu sebuah kefasikan.Dan jika seseorang hanya
mengamalkan Hakekat tanpa belajar/mengetahui dan mengamalkan syareat serta
tarekat,maka itu sebuah kesesatan.
HUBUNGAN ANTARA TAREKAT DAN TASAWUF :
Tasawuf
adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tarekat itu adalah cara
dan jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada
Allah.Dengan demikian ,Tarekat dan tasawuf adalah jalan atau cara yang ditempuh
oleh para salik (pelaku tarekat dan tasawuf) untuk mendekatkan diri pada Allah,
dalam rangka melaksanakan perintah Allah.Seperti dalam surat Al-maidah : 35 ,
“ Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya,
dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Al
Maidah: 35).
Maka Tarekat ada dua katagori :
1.TAREKAT AMALIAH (Praksis)
2.TAREKAT BAI’AT (LEMBAGA/ORGANISASI)
Tarekat
Amaliah adalah tarekat yang tidak berkaitan dengan kelembagaan yang sengaja
dibentuk/diikuti dengan mengamalkan suatu ritual-ritual yang diajarkan oleh
seorang Guru/Syeikh tertentu, melainkan amalan-amalan baku yang seseorang
menjalankannya dengan khusyu dan ikhlas setiap harinya mengikuti ajaran Nabi
Muhammad SAW yang bersumber/berpedoman pada syareat dan as sunnah (Al-Quran dan
Al-Hadits),yang cara-cara menjalankan dan pengamalan ibadahnya didapat dari
mengaji /diajarkan oleh para guru ngaji/Ustadz,dari pesantren,dari sekolah,dan
umum lainnya.
Sedangkan
Tarekat Bai’at adalah menjalankan amalan-amalan ibadah dengan cara-cara
tertentu berdasar bimbingan seorang guru/Syeikh yang tergabung ke dalam suatu
lembaga/organisasi ketarekatan yang eksklusif.Kemudian tiap tarikat mempunyai
syaikh, upacara ritual, dan bentuk ziir sendiri. Di timur tengah,dikenal dengan
“ta’ifdah” .Ada juga dikenal kelompok muslim kebatinan dengan nama Ikhwan
Al-Safa*.Anggotanya cenderung para pemuda.
Kemudian setiap anggota dilakukan upacara “pengambilan sumpah” / Bai’at,yang
menandakan telah resmi bergabung ke dalam organisasi sebagai anggota dan
merupakan deklair kepatuhan serta ketaatan terhadap ritual-ritual yang
diamalkan jama’ah organisasi serta fatwa sang guru.
Sumber dalil untuk menjalankan
amalan tarekat berasal dari ayat-ayat Al-Qur’an diantaranya dalam surat : Al-
Ahzab 41-43 , An- Nur 36-37 , Al- A’raaf 205 , An -Naziat 37-41.
SEJARAH TAREKAT
Pada masa Nabi Muhammad SAW tidak dikenal adanya tarekat lembaga
atau terdengar adanya istilah “Tarekat Muhammad Rasulullah”,tidak ada itu,sebab
Rasulullah SAW saat itu bertindak sebagai Nabi berdakwah membimbing umat agar
manusia menyembah hanya kepada Allah Yang Esa.Kemudian setelah mendapatkan
risalah baku yakni Al-Qur’an,yang kemudian dijadikan sebagai Syareat/pedoman
baku (S.O.P),bagi seluruh umat manusia dan bagi yang mengikuti millah
Beliau,maka barulah Rasulullah mengajarkan Tarekat Amaliah (praksis
langsung),bukan tarekat organisasi yang eksklusif,yakni mengajarkan laku
perbuatan nilai-nilai Islam secara langsung maupun secara perkataan
(As-Sunnah), bersama para sahabatnya,pengikutnya dengan cara melaksanakan
sholat,Zakat,Puasa,berhaji serta berbuat kebaikan,bersedekah,berkasih
sayang,berbuat manfaat,menyerukan persatuan dan beramar ma’ruf nahi
munkar.Itulah Tarekat yang lebih besar tingkatannya.Sedangkan Tarekat
organisasi cenderung eksklusif,kebanyakan berorientasi mengumpulkan amal untuk
kepentingan pahala pribadi/jama’ahnya.
Setelah Nabi Muhammad SAW,maka seolah umat Islam bagai
“anak ayam kehilangan induk semang”,tiada sosok panutan yang kharismatik,agung
dan utama.Saat zaman itulah umat-umat Islam mencari jati diri masing-masing
dalam mencari jalan mendekatkan diri pada Tuhannya.Kemudian berkembanglah ilmu
tasawuf,bermunculanlah tokoh-tokoh sufi bersifat personal.Kemudian tokoh-tokoh
sufi yang telah dalam ilmu pengetahuannya memiliki kharisma,kemudian memiliki
banyak murid/pengikut yang sejak masa itulah mulai dikenal adanya Tarekat
lembaga atau cabang tasawuf yang berorganisasi.Metamorfosa ini tidak terlepas
dari perkembangan dan pengaruh ajaran tarekat para pelaku tasawuf itu sendiri
yang seolah sangat didambakan umat Islam saat itu.Semakin luas pengaruh tokoh
tasawufnya,semakin banyak umat berhasrat menjadi pengikutnya.Maka berkembanglah
aliran tarekat yang dibimbing oleh seorang guru/Syeikh dengan berbagai corak
dan cirinya.
*Sulit menentukan kapan aliran tarekat dijalankan sebagai suatu
lembaga dimulai.Menurut Harun Nasution , bahwa setalah Al Ghozali menghalalkan
tasawuf yang sebelumnya dikatakan sesat, tasawuf berkembang dari dunia islam,
tetapi perkembangannya melalui tarekat. Tarekat adalah organisasi dari pengikut
sufi-sufi besar yang bertujuan untuk melestarikan ajaran-ajaran tasawuf
gurunya. Tarekat ini memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut ribat –
organisasi serupa mulai timbul pada abad XII M, tetapi baru Nampak
perkembangannya pada abad-abad berikutnya.Tarekat diartikan sebagai jalan yang
khusus di peruntukkan bagi mereka para pencari Tuhan yang merupakan perpaduan
antara iman dan islam dalam bentuk ihsan.
Secara amaliyah (praksis) tarekat personal timbul dan
berkembang semenjak abad-abad pertama hijriah dalam bentuk pelaku zuhud dengan
berdasarkan pada Al Qur’an dan Al Sunnah. Zuhud bertujuan agar manusia dapat
mengendalikan kecenderungan-kecenderungan terhadap kenikmatan duniawiyah secara
berlebihan.
Sejak abad VI dan VII hijriyah (XII dan XIII M) tarekat-tarekat
lembaga telah memulai jaringannya di seluruh dunia islam, taraf organisasinya
beraneka ragam. Perbedaannya yang pertama dari semua itu terletak pada upacara
dan dzikir, keanggotaannya sangat heterogen. Kemudian sejak abad VIII H (XIV M)
menyebar dari sinegal ke cina. Semenjak itu cabang-cabang tarekat berkembang
dengan ciri masing-masing yang berbeda satu dengan yang lainnya.
*BERBAGAI
CABANG ORGANISASI TAREKAT
(Silahkan
dijadikan referensi bagi sobat yang berminat masuk Tarekat)
1. Tarekat Qodariyah
Tarekat ini didirikan oleh Muhyi al-Din Abu Muhamad ‘Adb al Qodir bin Musa bin
‘Abdullah bin Musa (470-561 H 1077/1166 M) pengikutnya menyebar ke berbagai
pelosok dunia islam sampai ke Asia barat dan Mesir. Pada abad XIX M bercabang
sampai ke Maroko dan Indonesia. Tarekat ini dinilai sebagai tarekat paling
progresif tapi tidak jauh dari faham salf. Tarekat ini lebih berkonsentrasi
kepada pemurnian Tauhidullah dan zduhur dalam ibadah. Ia memiliki keunggulan
dalam ihwal kedermawanan, kesalehan dan kerendahan hati serta ketidaksetujuan
terhadap fanatisme agama dan politik.
Diantara ajaran pokoknya ialah : bercita-cita tinggi (“Aluw al Himmah)
menghindari segala yang haram, memelihara hikmah, merealisasikan maksud dan
mengagungkan nikmat Allah, beberapa sebab keberhasilan tarekat ini dalam
rekkrutmen murid dan calon murid adalah ketaatan yang teguh dalam syariat dan
realisasi ajaran salaf, kencamannya yang gencar terhadap paham yang
menyandarkan keimanan semata sebagai alat untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan dalam kecamannya terhadap paham reinkarnasi /(tanasukh al ruh).
Ajaran-ajarannya dilandaskn secara kuat kepada AL Qur’an dan AL Sunnah.
2. Tarekat Rifa’iyah
Tarekat Rifa’iyah didirikan oleh Ahmad al Rifa’i (570 H / 1173 M) didorong oleh
kondisi mengendornya hubungan antara cabang-cabang Qodiriyah dan lahirnya
ranting ranting baru yang independen. Tarekat ini dinilai lebih fanatik,
memiliki tradisi yang sangat ketat dalam mematikan hawa nafsu dan ketat dengan
protokol-protokol seremoni pelantikan/Bai’at yang luar biasa. Pengikutnya yang
melakukan dzikir secara baik akan dapat terbawa ke alam fana (dimensi
ruhani),dalam keadaan fana’ itu bisa melakukan hal-hal yang menakjubkan seperti
sihir(metafisika).
3. Tarekat Suhrowardiyah
Didirikan oleh Syihab al Din al Suhbowardi inspirasi seorang ahli dari Maghrib,
Nur al Din Ahmad bin ‘Abdullah al Syadzali. Pengikutnya tersebar di Tunis-
karena pemerintah mencemaskannya, sang imam cenderung menyingkir ke Alexandria
di mesir keberhasilannya sangat cepat juga di afrika.
4.
Tarekat Ahmadiyah / Badawiyah
Tarekat ini disebut juga tarekat badawiyah karena pendirinya bernama Ahmad bi
‘Aly al Husainy al Badawy
Tarekat ini sangat konsisten dengan Al Qur’an dan As Sunnah, ia sangat diminati
karena antara lain : mendorong para pengikut / muridnya untuk pandai, kaya dan
dermawan, saling mengasihi dan juga karena doktrin-doktrin sifistiknya yang
menarik.
5. Tarekat Maulawiyah / Al Rumiyah
Maulana Jalaludin Rumi Muhammad bin Hasain al Khattabi al Kbakri (Jalaludin
Rumi) atau sering juga disebut Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di
balk (sekarang Afganistan).Kesufian Rumidi mulai ketika beliau sudah berumur
lepas dewasa, 48 tahun.
Rumi memang bukan sekedar penyair, tapi ia juga tokoh sufi ayng berpengaruh
pada zamannya. Rumi adalah guru nomor satu pada tarekat maulawiyah. Sebuah
tarekat yang berpusat di Turki dan berkembang disekitarnya. Sebagai tokoh sufi,
Rumi sangat menentang pendewaan-pendewaan akal dan indera dalam menentukan
kebenaran.
Dalam sistem pengajarannya, Rumi mempergunakan penjelasan dan latihan mental,
pemikiran dan meditasi, kerja dan bermain. Tindakan dan diam. Gerakan-gerakan
tubuh pikiran dari pra darwis berputar dibarengi dengan musik toup untuk
mengiringi gerakan-gerakan tersebut merupakan hasil dri metode khusus yang
dirancang untuk membawa seseorang salik mencapai afinitas dengan arus mistis
untuk ditransformasikan melalui cara ini.
6. Tarekat Syadzaliyah
Abu Hasan al Syadzali mendirikan tarekat ini setelah beliau mendapatkan khirqoh
/ ijazah dari gurunya Abu ‘Abdullah bin Ali bin Hazam dari Abdullah ‘abd. Al
Salam bin Majisy. Kelebihan dari tarekat ini terletak pada lima (5) ajaran
pokoknya yaitu :
1.Takwa kepada Allah dalam segala keadaan.
2.Konsisten dalam mengikuti Al-Sunnah,
3.Ridho dalam ketentuan dan pemberian Allah SWT,
4.Saling menghormati,menghargai sesama manusia, dan
5.Suka kembali kepada Allah (taubat) dalam susah/senang.
Sedangkan
tiga hal pokok yang menjadi landasan/ azas tarekat ini adalah :
1.Terus mencari ilmu (belajar tak berhenti),
2.Memperbanyak Dzikrulah dan
3.Duhur Ilaallah.
Ketiga
hal pokok ini selalu menjadi penekanan kepada murid-murid Al Syadzali, beliau
tidak menganjurkan mujahadah seperti tarekat-tarekat lain. Kebenaran baginya,
didalam diri manusia itu ada nur ashli/ nur potensial yang akan menjadi kuat,
berkembang dan subur bila diperkuat dengan nur ilmu yang lahir akibat
dzikrullah.
Tarekat ini menjauhi ramalan-ramalan /anti memprediksi pada hal hal yang belum
ataupun bakal terjadi termasuk mengartikan segala kemungkinan dan akibat yang
mungkin terjadi pada masa yang akan datang,(Hari-hari dijalani cukup dengan
aktifberkarya,beribadah,memprogram langkah,tak berandai-andai hari ini ya hari
ini,nanti ya apa kata nanti).
Doktrin ini diperdalam oleh Ibn Atho’illah dan menjadi doktrin
utamanya.Komunitas Syadzaliyah terutama mereka di kalangan kelas menengah,
pengusaha, pejabat dan pegawai pemerintah. Oleh karenanya, ciri khas yang
kemudian menonjol dari anggota tarekat ini adalah kerapihan mereka dalam berpakaian,
ketenangan yang terpancar dari tulisan-tulisan para tokohnya.
Tarekat Syadzaliyah ini tidak menentukan syarat-syarat yang erat kepada syaikh
tariqoh, kecuali mereka harus meninggalkan segala perbuatan maksiat, memelihara
segala ibadah-ibadah sunnah semampunya, zikir kepada Allah sebanyak mungkin,
sekurang-kurangnya seribu kali sehari semalam dan beberapa zikir yang lain.
7. Tarekat Tijaniyah
Didirikan oleh Abul Abbas Ahmad Bin Muhammad Bin Al Mukhtar At Tijani
(1733-1815 M) salah seorang tokoh dari gerakan neosufisme. Ciri dari garakan
ini ialah penolakannya terhadap sisi eksatik dan metafisis sufisme dan lebih
menyukai pengalaman secara ketat ketentuan-ketentuan syariat dan berupaya
sekuat tenaga untuk menyatu dengan ruh nabi Muhammad sebagai ganti untuk
menyatu dengan Allah.
8. Tarekat Syattariyah
Tarekat Syattariyah adalah tarekat yang pertama kali muncul di india abad XV M,
tarekat ini dinisbatkan pada tokoh yang berjasa dan mem-populerkannya,yakni
Abdullah Asy Syattar.
Sebagaimana hal tarekat-tarekat lain, Syattariyah menonjolkan aspek dzikir di
dalam ajarannya.Dikenal 7 macam dzikir muqodimah sebagai peralatan/tangga untuk
masuk kedalam tarekat Syattariyah, yang disesuaikan dengan 7 nafsu pada
manusia. Dzikir ini hanya dapat dikuasai melalui bimbingan seorang pembimbing
spiritual, guru/Syaikh.
9. Tarekat Naqsabandiyah
Pendirinya adalah Muhammad Baha’ Al Din Al Naqsabandi Al Bukhori (717-791 H /
1317-1388 M). Naqsabandiyah merupakan salah satu tarekat sufi yang paling luas
penyebarannya. Terutama di wilayah asia .
Ciri menonjol dari tarekat ini ialah diikutinya syareat secara ketat,
keseriusan dalam beribadah, menolak music dan tari budaya barat, lebih
ngutamakan berdzikir dalam hati,namun tidak mengharamkan politik dan cenderung
mau terlibat didalamnya .
10. Tarekat Kholwatiyah
Tarekat Khalwatiyah, tidak sebagaimana lazimnya tarekat pada umumnya yang
diambil dari nama pendirinya. Penamaan ini justru didasarkan kepada kebiasaan
sang guru pendiri tarekat ini syekh Muhammad Al Khalwati (w 717 H), yang seringkali
melakukan kholwat di tempat-tempat sepi. Tarekat khalwatiyah merupakan cabang
dari tarekat As Sahidiyah, cabang dari Al Abhariyah dan cabang dari Al
Shrowardiyah yang didirikan oleh Syekh Syihab Al Din Abu Hafsh ‘umar Al
Suhrowardi Al Baghdadi.
Ajaran dan dzikir tarekat Khalwatiyah menetapkan adanya sebuah amalan yang
disebut Al Asma’ Al Sab’ah (tujuh nama) yakni tujuh macam dzikir /tujuh
tingkatan jiwa yang harus dikembangkan oleh setiap salik.
Dzikir pertama melafadzkan kalimat : لا إله إلاالله , Dzikir kedua : الله
,Dzikir ketiga : هو (dia) ,Dzikir keempat : حقّ (maha benar) ,Dzikir kelima :
حيّ (maha hidup) ,Dzikir keenam : قيوم (maha jaga) ,Dzikir ketujuh : قهار (maha
perkasa).
Ketujuh tingkatan dzikir ini intinya bersumber dalam ayat AL Qur’an.
11. Tarekat Sammaniyah
Tarekat ini didirikan oleh syeikh Muhammad bin Abd Al- Karim Al Samman Al
Madani Al Qodiri Al Qubaisi dan lebih dikenal dengan sebutan Syeikh Samman.
Semula ia belajar toriqoh kholwatiyah dari damaskus,pada masa berikutnya beliau
mulai mengajarkan pengajian yang berisi teknik berdzikir, wirid dan ajaran
teosofi lainnya. Beliau menyusun cara pendekatan diri dengan Allah yang
kemudian dikenal sebagai toriqoh sammaniyah, sehingga ada yang mengatakan bahwa
toriqoh sammaniyah adalah cabang dari khalwatiyah.
Di Indonesia tarekat ini berkembang di sumatera Kalimantan dan jawa. Sammaniyah
masuk ke Indonesia pada penghujung abad 18 yang banyak mendapat pengikut karena
popularitas Imam Samman.
Ajarannya yang khas ialah memperbanyak dzikrullah dan shalat, lemah lembut
kepada fakir miskin, tidak mencintai dunia, menukar akal masyariyah dangan akal
robbaniyah dan mentauhidkan Allah dalam dzat, sifat dan af’alnnya. Pengaruh
Sammaniyah di Indonesia diabadikan di dalam tariah ruda.
MANFAAT MENGAMALKAN TAREKAT
Telah diketahui bahwa Tarekat ada
dua katagori.Tarekat pertama jelas merupakan keharusan bagi setiap umat Islam
untuk selalu mencari jalan kepada Tuhannya.Dalam kitab Sulam Taufiq disebutkan
bahwa :
فصل
: يجب على كافة المكلفين الدخول فى دين الإسلام والثبوت فيه على الدوام والتزام
مالزم عليه من الأحكام
“Setiap orang yang telah dewasa (mukallaf) wajib memasuki atau memeluk agama
Islam secara kaffah dan tetap dalam agama itu untuk selama-lamanya serta
melaksanakan segala kewajiban yang berkenaan dengan hukum-hukumnya , mencari
jalan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala”.
Maka
seseorang yang berupaya meniti jalan dalam rangka mendekatkan diri
kepada-Nya,(bertarekat) hidupnya selalu dalam kedamaian (anti galau) dan
dimudahkan segala persoalan (selalu mendapatkan pertolongan-Nya).Sebab ketika
kita mendekat maka Tuhanpun memeluk erat.Kemudian balasan keselamatanpun hingga
sampai di hari akherat.Maka jalanilah tarekat katagori apa saja,yang penting niatnya.Maka
Pilihlah amalan tarekat yang sesuai dengan keadaan/kapasitas diri.
Sebagaimana
kita berniat menuju sebuah titik kota tujuan,tentu ada berbagai sarana jalan
untuk mencapainya.Ada jalan yang biasa,ada jalan yang sedang dan ada jalan yang
khusus/tol.Jika kita tidak paham betul medan jalan yang akan ditempuh atau
masih blank harus memilih jalan yang baik dan cepat yang mana,tentu kita
seperti orang buta yang tak tahu arah kiri kanan.Sehingga waktu tempuh yang
seharusnya dalam waktu singkat,ini sampai berhari-hari,bahkan berbulan-bulan
atau bertahun-tahun.Oleh karena itulah kita memerlukan ahli
pemandu,GPS,kompas,dsb.
Demikian pula seperti bertarekat dengan Tarekat organisasi,maka kita di beri
bimbingan oleh seorang guru pembimbing untuk mencapai tujuan dengan jalan
khusus/pintas.Sebab mereka para guru mursyid yang sebenarnya,telah mencapai
derajat ilmu pengetahuan yang lebih luas dibanding kita,maka tentulah beralasan
jika telah lebih banyak mengetahui cara maupun rahasia menuju jalan-Nya.
Contoh
:
Suatu ketika kita sedang mendapatkan masalah atau cobaan berat,pelik dan
membuat depresi.Sudah kesana kemari buntu tiada yang menolong dan tiada yang
ahli dalam mengakhiri problematika.Maka daripada berlarut-larut persoalan yang
menyesakkan tiada kunjung berakhir,cobalah “sowan” (berkunjung) mendatangi
seorang Kyai atau guru spiritual atau guru tarekat.Kemudian sharing dan
utarakan niatnya meminta bantuan agar masalah yang menimpanya dapat segera
berakhir melalui media sang Kyai tersebut.Maka sang Kyai tersebut tentu akan
membantu mendo’akan kita meminta kepada Allah SWT,yang secara lahiriahnya
kadang dalam bentuk, dengan cara memerintahkan kita untuk melaksanakan
amalan-amalan tertentu,melaksanakan qorban atau melaksanakan puasa sekian
hari,dan sebagainya.Hal demikian sah-sah saja,sebab memang realitasnya banyak
orang yang telah berhasil bangkit kembali atau berhasil keluar dari lilitan
masalah kehidupan.
KEDUDUKAN/HUKUM BER-TAREKAT
1.Adalah fardhu a’in atau wajib atas
umat islam yang telah mukallaf,bertarekat secara amaliah.Yakni ikutilah ajaran
tarekat yang tidak menyimpang dan yang sesuai dengan perintah Allah dan
Rasul-Nya. Jika menemui ajaran tarekat yang menyimpang dan tidak sesuai dengan
tuntunan Allah dan Rasullullah, tinggalkanlah.
Paling aman adalah ikuti saja cara yang sudah ditetapkan Rasulullah seperti
membaca Qur’an secara rutin setiap hari dengan memahami maknanya, shalat sunah
seperti sunah rawatib, tahajud, dhuha, puasa senin kamis, berzikir didalam hati
ketika berdiri, duduk dan berbaring, dzikir setiap pagi dan petang hari, dzikir
setiap selesai shalat.
(Melaksanakan amalan tarekat yang standar saja kesulitan, apalagi
mengamalkan kegiatan ritual tarekat organisasi, yang begitu rumit dan
melelahkan dengan keharusan mengamalkan wirid,tasbih ribuan kali setiap hari).
Namun,itu jalur biasa,buat orang biasa.Maka jika kita ingin meningkat ke
derajat yang lebih eksklusive lagi dan mengetahui lebih dalam jalan menuju
rahasia-Nya,silahkan masuk ke dalam dunia tarekat.Ajaran tasawuf dan tarekat
merupakan pengembangan dari perintah Al Qur’an tentang dzikir mendekatkan diri
pada Allah dan mengendalikan hawa nafsu,yang dipelopori oleh para sufi.Untuk
bertarekat Bai’at maka ,Hanya cara dan pelaksanaannya harus memenuhi kaidah
atau keadaan tertentu seperti telah terurai diatas.
2.Sunah mengikuti tarekat bai’at jika amalan tarekat standar telah dipenuhi.
3.Makruh mengikuti tarekat bai’at jika tarekat yang diikuti terlalu berat dan
mengganggu kewajiban keluarga serta amalan yang wajib saja masih sering
ditinggalkan.
4.Dilarang jika tarekat bai’at yang diikuti menyimpang dari aqidah Islam.
PRIA / WANITA YANG DAPAT BEBAS MENGAMALKAN TAREKAT BAI’AT
Adalah
orang baik pria maupun wanita yang dalam kapasitas kehidupannya tidak
mengabaikan fungsi dan tanggung jawab masing-masing dalam kehidupan rumah
tangga maupun keluarga.
Bagi pria yang berkeluarga dalam menjalankan amalan tarekat bai’at seyogyanya
telah mempersiapkan diri,mem-back up ekonomi bagi keluarganya sehingga ketika
sering meninggalkan rumah tidak menelantarkan anak dan istrinya.
Maka bagi wanita bersuami dan ibu rumah tangga yang kapasitas dan tanggung
jawabnya sangat dibutuhkan untuk keluarga,semestinya janganlah larut sibuk atau
ikut menjadi anggota jama’ah Tarekat dengan sibuk mengamalkan ritual-ritual
setiap harinya tanpa ijin dan kompromi dengan keluarga/ suami.Sebab jika hal
demikian tetap dilakukan dengan alasan keyakinan/keimanan menurut prasangka
pribadi sendiri,maka sungguh akan banyak mendapatkan mudharat daripada manfaat
yang lebih besar.Ibarat menangguk air dengan keranjang bolong.
Kecuali wanita-wanita bebas seperti masih lajang,tidak bersuami/janda atau
wanita bersuami namun telah diijinkan oleh suaminya bahkan mendorongnya karena
suatu alasan tertentu,atau justru suami ikut mendampinginya bersama sama maka
hal demikian adalah baik.
DEVIASI AMALAN TAREKAT
(PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN YANG TERJADI PADA JAMA’AH TAREKAT)
Beberapa penyimpangan yang ditemukan
antara lain :
1.Penghormatan pada guru secara
berlebihan (Qultus individu/taqlid buta) hingga berani tidak mematuhi/taat
suami,
2.Larut mengamalkan amalan perintah guru dengan mengabaikan kewajiban keluarga
yang semestinya dilaksanakan.
3.Meminum bekas wudhu guru, berebut meminum air sisa guru dan lain sebagainya .
4.Berdzikir dengan suara keras sambil menari dan menghentakan kaki dan badan
hingga mengganggu orang lain beristirahat, berdzikir dengan jumlah hitungan
melampaui batas kekuatan fisik.
5.Memakai pakaian yang buruk tanpa memperhitungkan keadaan,
6.Membenci kehidupan dunia secara berlebihan, menyebabkan meninggalkan keadaan
lemah pada keluarga.
7.Menyakiti diri , menjampi-jampi orang lain agar celaka.
8.Mencampur kegiatan ritual pada Allah dengan ritual untuk jin dan sihir,
Maka semua itu merupakan penyimpangan bertarekat yang tidak sesuai dengan
ajaran Qur’an dan Rasulullah.
KESIMPULAN
Umat
Islam dalam menjalankan ibadah ,mengabdi kepada Allah Ta’ala hendaknya
dilakukan secara ikhlas tanpa pamrih.Ikuti tahapan ilmu agama secara berjenjang
dan terarah.Tarekat hanya sebagian dari cara mendekatkan diri kepada-Nya,selain
mengamalkan tarekat bai’at masih banyak jalan-jalan lain dalam mencari ridho
Allah SWT.
Maka
dalam hal sering terjadinya masalah dan penyimpangan penyimpangan dalam
pengaplikasian pemahaman serta dalam menjalankan tarekat seseorang hanya ada
dua katagori,yakni :
1.Karena
gurunya yang salah mengajar,atau ajarannya memang salah,atau
2.Karena murid/jama’ahnya yang salah menerjemahkan ajaran sang guru.
Sekian,semoga
bermanfaat dan sukses menjadi sufi .
Sekian,semoga bermanfaat.
Salam Cahaya-Nya,
Kelana Delapan Penjuru Angin,
Bukit Ciketing,15 Muharam 1436 H / 8 November 2014
CopyRights@2014
Reff:
-Risalatul Islam karya K.H. M.Syamsuddin – Prembun – Jawa Tengah.
-Kitab Sulam Taufiq
-http://www.fadhilza.com/2014/07/tadabbur/mengenal-ajaran-tarekat-dan-tasawuf.html
-http://www.metafisika-center.org/2012/06/beberapa-ajaran-tarekat-qadiriyah-wa_06.html
-Al-Qur’anul Karim Terjemah DEPAG RI
-Pengantar pemikiran Neoplatonis,Persaudaraan Kesucian (Ikhwan Al-Safa)-Ian
Richard Newton